Belajar PAI Asyik Bersama Mela

Oleh: Asiyah, S.Pd.I.
Guru PAI SDN 1 Luwung, Kec. Rakit, Kab. Banjarnegara

SETIAP mata pelajaran memiliki karakteristik masing-masing dan cara pandang peserta didik terhadap masing-masing mata pelajaran pun berbeda. Misalnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dianggap sulit dan membosankan, kemudian mata pelajaran Seni Budaya dan Olah Raga adalah mata pelajaran yang paling mudah sekaligus menyenangkan karena sering bermain di lapangan. Seandainya semua mata pelajaran dapat dianggap menyenangkan seperti halnya mata pelajaran Seni Budaya dan Olah Raga, maka peserta didik akan makin antusias dalam belajar. Pembelajaran yang menghibur dan menyenangkan akan membuat peserta didik memiliki minat yang tinggi, sehingga mereka akan lebih termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran.

Apalagi untuk peserta didik usia Sekolah Dasar (SD), guru harus jeli memilih metode dalam pembelajaran agar peserta didik tidak bosan dan tetap ceria dalam pembelajaran, khususnya untuk pembelajaran PAI yang oleh sebagian peserta didik dianggap susah. Dalam pembelajaran PAI, penulis memilih Mela yang merupakan akronim dari Metode Lagu. Mela atau metode menyanyi sangat tepat diterapkan pada mata pelajaran PAI, sesuai dengan Kompetensi Awal, yaitu “Mengetahui makna iman, meyakini rukun iman sebagai ajaran Islam”, materi rukun iman, kelas 1 SD.

Menurut Fadilah (2012:175), Metode Lagu atau bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan oleh pendidik. Menurut beberapa ahli, bernyanyi membuat suasana belajar menjadi riang dan bergairah, sehingga perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih optimal. Bernyanyi adalah hal yang alami bagi anak-anak. Bernyanyi merupakan bakat alamiah yang di miliki oleh seseorang individu. Siswa usia sekolah dasar yang notabene masih anak-anak adalah seorang peniru yang baik, ia senang sekali meniru apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.

Setiap metode ada keunggulan dan kelemahan. Tetapi seorang guru harus bias menyiasati kelemahan agar siswa tetap semangat dalam mengikuti pembelajaran. Untuk meminimalkan kelemahan yang ada dalam Metode Lagu, maka guru wajib memperhatikan langkah-langkah Metode Lagu tersebut. Kelemahan Metode Lagu yaitu Guru harus bias menyusun syair yang memudahkan siswa menyanyikan, sedangkan tidak semua guru bias membuat lagu. Sedangkan keunggulan Metode Lagu yaitu siswa tidak cepat bosan dan tetap ceria dalam mengikuti pembelajaran, siswa bias mengekspresikan dirinya dan juga siswa cepat hafal materi yang dipelajari.

Langkah-langkah dalam Metode Lagu yaitu: 1) Guru mempersiapkan syair lagu yang sesuai tema pembelajaran; 2) Guru memberi penjelasan kepada siswa isi dari syair lagu tersebut yang berhubungan dengan materi pembelajaran; 3) Guru memberi contoh lagunya agar siswa bisa menirukan; 4) Siswa diajak menirukan syair yang dibawakan guru per baris agar siswa agar siswa mudah menirukan; 5) Setelah siswa bisa menirukan per baris, kemudian siswa diajak menirukan atau bersama-sama guru bernyanyi secara keseluruhan; 6) Dalam membawakan lagu tersebut, anak tidak harus dengan duduk tapi bisa dengan berdiri dan bertepuk tangan, biarlah siswa mengekspresikan dirinya sesuai nalurinya.

Siswa usia sekolah dasar sangat menggemari nyanyian atau lagu. Maka melalui bernyanyi atau lagu, suasana pembelajaran menjadi ceria dan siswa cepat hafal materi yang disampaikan guru. Begitu juga siswa SD Negeri 1 Luwung juga sangat menyukai Mela (Metode Lagu) atau bernyanyi. Hal ini ditunjukkan dengan keceriaan dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI. Di SD Negeri 1 Luwung, setelah menggunakan Metode Lagu atau bernyanyi, siswa dalam belajar mata pelajaran PAI merasa senang bahkan nilainya meningkat lebih baik dibanding sebelum menggunakan Mela (Metode Lagu) atau bernyanyi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perolehan nilai yang lebih baik waktu ulangan harian. (*)