Oleh: Dailah, S.Pd.I.
Guru PAI SDN 03 Sukorejo, Kec. Ulujami, Kab. Pemalang
PENDIDIKAN sejatinya bukan hanya memberikan sekedar ilmu pengetahuan yang diberikan pada anak didik. Akan tetapi pendidikan lebih dari itu. Pendidikan sejatinya juga memberikan nilai dan menuntut peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kreativitas yang dimilikinya agar tetap survive dalam menjalani hidup (Sanusi, 2013).
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional di dalam undang-undang, bahwasannya pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan dan mengembangkan manusia seutuhnya. Yakni manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhannya dan berbudi pekerti luhur. Kemudian memiliki pengetahuan, berketerampilan, sehat, rohani dan jasmani, berkepribadian yang baik juga benar, serta mandiri dan tanggung jawab dalam bermasyarakat dan berbangsa.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam pendidikan ada proses belajar. Adanya pendidikan akan menimbulkan semangat dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Active learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menumbuhkan keaktifan pada peserta didik dalam proses pembelajaran secara maksimal. Pendidik/guru juga dapat bertindak sebagai fasilitator dalam membimbing dan mengontrol kegiatan dalam proses belajar.
Dalam active learning, peserta didik diharapkan untuk mampu memahami materi yang diajarkan dan dimanifestasikan dalam kehidupannya. Metode ini merupakan salah satu bentuk dari beberapa metode pembelajaran dalam teori humanistik.
Oleh sebab itu, strategi dan model pembelajaran sudah sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan mentransfer pengetahuan. Dengan begitu, peserta didik akan memperoleh pengalaman dalam belajar yang tidak efektif. Sehingga dapat dipahami dan diaktualisasikan dalam kehidupan.
Teori belajar humanistik (active learning) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) diterapkan di SDN 03 Sukorejo Kec. Ulujami, Kab. Pemalang. Pembelajaran aktif merupakan upaya untuk mengembangkan potensi pada setiap peserta didik yang terdapat dalam pada dirinya. Sehingga dapat diterapkan dalam bentuk diskusi, praktik, dan tanya jawab. Dengan begitu, peserta didik akan mudah mengetahui pelajaran dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Karena dalam kegiatan belajar mereka berperan sebagai pelaku (students center).
Model yang digunakan dalam pembelajaran PAI yang diterapkan di SDN 03 Sukorejo ini telah menunjukkan suatu kegiatan pembelajaran yang sejalan dengan model active learning dalam teori humanistik. Tujuannya untuk menuntut keaktifan dalam kegiatan belajar peserta didik.
Peserta didik bukan hanya sebagai penerima pasif. Dengan model pembelajaran active learning, peserta didik akan merasa senang, bergairah, berinisiatif dalam belajar dan akan terjadi perubahan pola pikir, perilaku, dan sikap bagi peserta didik tersebut.
Proses suasana belajar dan pembelajaran yang dapat merangsang perkembangan potensi peserta didik dapat terjadi ketika bertemunya dua unsur, yakni guru dan murid (Hanafy, 2014). Dengan begitu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien maka diperlukanya guru yang mampu menerapkan suatu teori pemebelajaran. Salah satu teori yang ada khususnya dalam pembelajaran adalah teori humanistik.
Pembelajaran dalam menggunakan metode active learning adalah pembelajaran yang banyak melibatkan pada peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas atau di lingkungan sekolah. Sehingga dapat berbagi pengalaman yang meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kompetensinya. Karena dalam hal ini peserta didik ditempatkan sebagai inti dalam kegiatan belajar.
Pembelajaran aktif bermaksud untuk dapat mengoptimalkan dan menggunakan kemampuan atau potensi yang dimiliki anak didik. Dengan begitu akan mencapai pembelajaran yang efisien ataupun maksimal yang sesuai dengan karakter, kemampuan, dan potensi yang dimiliki oleh anak didik. Di samping ini, belajar dengan menggunakan belajar aktif dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada kegiatan pembelajaran. (*)