SEMARANG, Joglo Jateng – Pemerintah Kota Semarang (Pemkot) merencanakan penandatangan kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait dengan pencegahan stunting, sekaligus memfokuskan ketahanan pangan di wilayah tersebut. Agenda ini akan dilaksanakan pada 17 Agustus mendatang, usai pelaksanaan upacara bendera di Balai Kota Semarang.
Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu mengukapkan, agenda penandatanganan itu bertujuan untuk menciptakan inovasi baru sebagai bentuk upaya ketahanan pangan di Kota Semarang. Diketahui, Kota Semarang memiliki kawasan pesisir dan pegunungan dengan potensi adanya peningkatan ketahanan pangan.
“Dan Dinas Perikanan ada Balai Benih Ikan (BBI) kami tawarkan kepada BRIN untuk dibuat semacam tempat riset atau laboratorium terkait dengan ikan. Kedua, kami juga akan membuat program yang namanya Melonmas,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, Selasa (8/8).
Sebagai informasi, program Melonmas merupakan bentuk gotong royong guna pencegahan stunting di Kota Semarang. Dalam program itu, pemkot mengajak generasi milenial untuk mengolah sekaligus memasak telur untuk bayi yang terkena stunting dan ibu hamil yang terkena penyakit anemia atau kekurangan energi kronik (KEK).
“Generasi milenial ini yang tergabung dalam forum anak, KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia, Red.), Karang Taruna, Denok Kenang, OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah, Red.), dan masih banyak lagi. Sehingga program ini dijalankan satu hari dua telur. Uniknya lagi, mereka yang punya dapur seperti di SMK 6 atau Udinus itu memasak telur,” jelasnya.
Mbak Ita –sapaan Hevearita- berharap agar pencegahan stunting bisa turut dilakukan oleh generasi muda. Yakni dengan tidak melakukan pernikahan dini.
“Biar anak-anak melihat bahwa stunting ini ada karena pernikahan anak dan salah satu risikonya adalah melahirkan anak stunting,” ujarnya. (cr7/mg4)