Jelang Nataru, Pemkot Yogyakarta Pastikan Stok Pangan Aman

PANTAU: Pj Wali Kota Yogyakarta saat mengunjungi beberapa kios pedagang di Pasar Bringharjo, beberapa waktu lalu. (RIZKY ADRI KURNIADHANI/JOGLO JOGJA)

KOTA, Joglo Jogja – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) dalam menghadapi ketersediaan stok pangan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), serta peningkatan permintaan dalam masa kampaye Pemilu, aman. Hal itu dipastikan kerena suplai beras melebihi dari kebutuhan dan terdapat cadangan stok berasa 65,05 ton.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta Sukidi mengatakan, seluruh pangan yang diampu DPP dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dipastikan tersedia sampai akhir tahun. Seperti beras, gula pasir dan telur ayam.

Lanjutnya, untuk menjaga ketersediaan atau stok pangan di Kota Yogyakarta dilakukan dengan cadangan pangan, kegiatan bantuan pangan dan gerakan pangan murah. Saat ini Pemkot Yogyakarta sudah memiliki cadangan beras mencapai sekitar 65,05 ton yang disimpan dengan bekerja sama dengan PT Tarumartani.

“Untuk kegiatan bantuan pangan dan gerakan pangan murah sudah diadakan di kemantren-kemantren di Kota Yogyakarta. Bantuan pangan menyasar keluarga penerima manfaat yang sudah terdata di Kementerian Sosial. Sedangkan gerakan pangan murah untuk masyarakat umum penduduk Kota Yogyakarta,” terang Sukidi, Senin (13/11).

Selain itu, suplai beras sudah melebihi rata-rata kebutuhan yang ada di Kota Yogyakarta, sehingga stok tersedia. Di mana, kebutuhan beras di Kota Yogyakarta dalam seminggu mencapai sekitar 1.164 ton. Sedangkan suplai beras ke Kota Yogyakarta dalam seminggu sekitar 1.504 ton.

“Jadi masih ada stok. Soal harga (beras) tidak turun-turun kami tidak bisa terlalu mengintervensi. Tapi untuk stok barang kami bisa, aman dan sangat aman,” tambahnya.

Sukidi menegaskan, untuk cadangan beras Kota Yogyakarta sampai sekarang belum digunakan. Cadangan beras digunakan saat situasi pangan sangat kritis. Misalnya saat terjadi bencana alam dan rawan pangan kronis karena kemiskinan maka cadangan beras Pemkot Yogyakarta dapat digunakan.

“Cadangan beras belum kita pakai. Ketika memang situasinya sangat kritis itu kita keluarkan. Selama belum kritis, masih bisa kita atasi dengan bantuan pangan dan gerakan pangan murah bekerja sama dengan Bapanas,” paparnya.

Untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan pangan, Pemkot Yogyakarta menjalin kerja sama dengan beberapa daerah. Sukidi menyampaikan untuk kebutuhan beras Pemkot Yogyakarta bekerja sama dengan pemerintah daerah lain antara lain Delanggu, Klaten, Sukoharjo dan Purworejo.

Termasuk yang terbaru penjajakan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo untuk suplai beras. Untuk bawang merah, telur, daging ayam dan cabai kerja sama dengan Sleman dan Bantul.

“Kota Yogyakarta memiliki 25 hektar sawah dengan luasan yang hanya kecil-kecil. Itu tidak mungkin kita memproduksi sendiri untuk kebutuhan masyarakat. Yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi itu adalah kerja sama dengan daerah-daerah penyangga,” pungkasnya. (riz/all)