KOTA, Joglo Jogja – Pemerintah Kota (Pemkot) Yoagyakarta memastikan komoditas bahan pangan akan tercukupi, selama hari besar imlek dan Bulan Ramadan. Lantaran sampai saat ini masih ada cadangan beras yang belum digunakan sebanyak 65,05 ton.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Yogyakarta Kadri Renggono menyampaikan, pihaknya bersama TPID terus bersinergi dan secara rutin melakukan pantauan perubahan harga kebutuhan bahan pangan di pasaran. Hal itu agar harga tetap terkendali.
“Untuk pelaksanaan pantauan harga sampel yang diambil ada di beberapa pasar rakyat, seperti Pasar Bringharjo, Kranggan, Demangan dan Prawirotaman. Kami juga terus bersinergi dan membangun kerja sama dengan beberapa daerah, agar bisa memasok hasil produksinya ke Kota Yogyakarta yang notabene bukan produsen bahan pokok,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta Muhammad Imam Nurwahid mengatakan, Pemerintah Kota Yogyakarta bersama berbagai pihak akan bergabung menjadi bagian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Hal itu untuk koordinasi agar pasokan bahan pokok tetap terpenuhi.
“Mendekati beberapa momentum besar seperti Tahun Baru Imlek dan Ramadan, berdasarkan laporan dan hasil koordinasi TPID, ketersediaan bahan pangan terutama beras masih mencukupi. Meski secara grafik permintaan komoditas pangan terkadang terjadi lonjakan,” ujarnya.
Pihaknya menjelaskan, terjadinya lonjakan permintaan kebutuhan itu dikarenakan adanya peningkatan jumlah wisatawan. Terutama pada musim liburan, Kota Yogyakarta masih menjadi salah satu destinasi utama yang dituju wisatawan.
“Memang kadang ada lonjakan kebutuhan, karena sebagai kota wisata, saat musim liburan dan banyak pengunjung sangat memungkinkan permintaan komoditas pangan meningkat. Tapi secara keseluruhan semua akan tercukupi dan terkendali, jadi tidak perlu dikhawatirkan,” jelasnya.
Imam menambhakan, sampai saat ini jumlah cadangan beras Pemkot Yogyakarta sebanyak 65,05 ton dan masih utuh belum digunakan. Pasalnya masih bisa diatasi dengan bantuan pangan dan gerakan pangan murah, operasi pasar, pasar murah dan kios segoro amarto.
“Itu merupakan bagian dari pengendalian inflasi dan intervensi pemerintah mengatasi kerawanan pangan. Apalagi kondisi iklim el nino kemarin, yang berimbas penurunan produksi beberapa komoditas pangan. Jadi ada bahan di masyarakat itu harga tidak melonjak tinggi dan masih bisa terkendali,” imbuhnya.(riz/sam)