Oleh: Lailatul Faridloh, S.Pd.I
Guru PAI SDN Tlogoweru 1, Kec. Guntur, Kab. Demak
PENDIDIKAN Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Yakni melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Sebelumnya, guru mengajar untuk mencapai nilai tinggi sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran kurikulum yang lalu. Kemudian dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 maka pembelajaran harus berubah menjadi tuntutan kreativitas dan wawasan pengetahuan seorang guru.
Pada Kurikulum 2013, guru diharapkan untuk bisa menerapkan pembelajaran student centered, demi tercapainya tujuan pendidikan. Maka pemilihan metode ceramah saja akan membuat suasana kelas menjadi pasif dan kurang menarik. Sehingga akan berdampak pada motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah, mutlak diperlukan berbagai terobosan-terobosan. Mulai dari pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan.
Aspek proses dan hasil pembelajaran merupakan salah satu penyebab perlunya peningkatan mutu pendidikan. Kualitas proses dan hasil pembelajaran yang rendah menunjukkan bahwa interaksi antara siswa dengan sumber belajar seperti guru dan lingkungan tidak berjalan efektif. Sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal (Purwanti, 2004:10).
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar, maka guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar. Kemudian melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar.
Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar ini erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik dan pengajar.
Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas. Tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran, tetapi menjangkau etika dan estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Sebagai pengajar, guru hendaknya memiliki perencanaan (planning) pengajaran yang cukup matang.
Perencanaan pengajaran erat kaitannya dengan berbagai unsur. Seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar, metode mengajar, dan evaluasi. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian integral dari keseluruhan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran.
Salah satu alternatif pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi adalah model Problem Based Learning (PBL). Menurut Made Wena (2011:94-95), langkah-langkah PBL dalam penerapannya di kelas adalah sebagai berikut: 1) Guru memberikan permasalahan yang diangkat dari kehidupan sehari-hari siswa. 2) Guru mendorong dan membimbing siswa untuk memahami masalah. 3) Guru membimbing siswa untuk melakukan pengumpulan fakta dan membimbing siswa melakukan pengelolaan informasi.
4) Guru membimbing siswa untuk menyusun jawaban/hipotesis terhadap permasalahan yang dihadapi. 5) Guru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap informasi dan data yang telah diperoleh dan membuat struktur belajar yang memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk mengetahui dan memahami dunianya.
6) Guru membimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah yang telah didefinisikan. 7) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan alternatif pemecahan masalah. 8) Membimbing siswa untuk melakukan pengujian hasil pemecahan masalah.
Menurut Sanjaya dalam Taufik Amir (2010:16), model PBL memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya menantang kemampuan siswa, meningkatkan hasil dan aktivitas pembelajaran, membantu siswa mentransfer pengetahuan untuk memahami masalah dunia nyata. Kemudian membantu siswa mengembangkan pengetahuan lainnya, mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Lalu memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. (*)