SALATIGA, Joglo Jateng – Sekelompok mahasiswa dari Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah (Fasya) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga mengikuti kunjungan ke Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang, pada Kamis (20/6/2024).
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya untuk mendalami pengelolaan dan berbagai lembaga pendukung yang beroperasi di dalam kompleks pesantren tersebut, yang dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di Indonesia.
Dekan Fasya UIN Salatiga, Prof. Dr. Ilyya Muhsin, M.Si., menjelaskan bahwa tujuan utama kunjungan ini adalah memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa tentang pengelolaan pesantren mahasiswa.
Ia menekankan pentingnya integrasi pendidikan agama Islam dengan ilmu pengetahuan modern, yang dapat dilihat secara langsung oleh mahasiswa dalam konteks ‘learning society’.
Prof. Ilyya juga menyampaikan harapannya agar kunjungan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dalam mengembangkan wawasan mereka terhadap praktik pendidikan Islam yang terkini.
“Kunjungan ini memberikan peluang bagi mahasiswa untuk melihat langsung interaksi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan dalam konteks ‘learning society’,” ujar Prof. Ilyya.
Kunjungan mahasiswa HKI UIN Salatiga disambut hangat oleh pimpinan pesantren, Romo Kyai Haji Muhammad Nafi’, serta para pengasuh dan staf pesantren lainnya.
Kepala Pesantren Al-Hikam, Nur Cholis dengan antusias memperkenalkan berbagai lembaga yang ada di dalam pesantren.
Seperti KBIH (Kantor Berita Islam Hikam), BDKM (Badan Dakwah Kampus Mahasiswa), Apotek, POSKESREN (Pusat Kesehatan Rakyat di Pesantren).
Kemudian, Media Center, OSPAM (Olahraga dan Pemuda), SMESCOMART (Sekretariat Masyarakat Ekonomi Syariah dan Komunitas Martabat), dan Al-Hasyimi.
Lebih lanjut, KH. M. Nafi’ mengisahkan perjalanan panjang pesantren Al-Hikam, yang dimulai dari hanya memiliki empat santri dan berada di tengah sawah, hingga berkembang menjadi pusat pendidikan Islam yang diakui secara nasional.
“Pesantren ini tidak hanya menerima santri dari berbagai latar belakang di Indonesia, tetapi juga mengenalkan konsep santri ‘pesma’ yang mengejar studi di luar pesantren dan santri ‘ma’had aly’ yang mengambil kuliah di lingkungan Al-Hikam,” tuturnya.
Moh. Syafril, M.Pd., seorang ustadz di pesantren Al-Hikam, menambahkan bahwa pesantren ini aktif menyelenggarakan berbagai program.
Seperti pendalaman kajian kitab kuning, pelatihan penyembelihan hewan kurban, dan pelatihan usaha mandiri untuk mempersiapkan santri dalam berbagai aspek kehidupan.
Kunjungan berakhir dengan sesi tanya jawab yang bermanfaat antara mahasiswa HKI UIN Salatiga dan pengelola pesantren.
Sesi ini tidak hanya memperluas pemahaman mahasiswa tentang pengelolaan dan pendidikan di pesantren Al-Hikam, tetapi juga mengenalkan mereka pada praktek pendidikan Islam yang terintegrasi dengan aspek-aspek kehidupan modern.
Diskusi antara mahasiswa dan para pengelola pesantren juga menjadi momen untuk bertukar gagasan dan pandangan mengenai tantangan dan potensi pengembangan pendidikan Islam di era kontemporer.
Kunjungan ini menunjukkan kolaborasi yang positif antara akademisi dan praktisi pendidikan Islam dalam upaya memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa, serta mempromosikan model pendidikan yang holistik dan terintegrasi.
Diharapkan kunjungan semacam ini dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lainnya dalam mengembangkan kualitas pendidikan agama yang relevan dengan tuntutan zaman. (hms/adf)