Uji Coba Makan Siang Gratis di Kudus Direncanakan September

GERAKAN : Siswa-siswi antusias saat mengikuti kegiatan sarapan sehat yang digelar di SD 1 Barongan, belum lama ini. (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng –  Uji coba program makan siang gratis di Kabupaten Kudus, direncanakan dilaksanakan pada September 2024 mendatang. Kabar pelaksanaan itu didapatkan dari jadwal uji coba Tim 5 Pelaksana Makan Bergizi Gratis.

Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus Anggun Nugroho menyampaikan, Kudus memang mendapatkan jadwal uji coba dari pada September 2024, yaitu setelah Salatiga dan Surakarta.

“Kami menunggu arahan dulu dari pimpinan. Termasuk terkait sumber dana yang bisa dari CSR atau lainnya seperti yang sudah dilakukan di Kota Cilegon, Banten, Rabu (21/8) lalu,” ujarnya, belum lama ini.

Baca juga:  SMK NU Banat Kudus Kembangkan Busana dan Beauty Modeling

Pihaknya menambahkan, dalam kunjungannya di Kota Cilegon, banyak hal yang bisa dipraktikkan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis. Salah satunya, menggandeng perusahaan untuk mewujudkannya.

“Program ini menggandeng perusahaan lokal Cilegon, salah satunya Krakatau Steel. Kerja sama itu diwujudkan dalam bentuk menu makanan, tempat makanan dan lainnya,” tambahnya.

Sementara itu, dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di Cilegon dianggarkan Rp 15 ribu untuk siswa SD dan Rp 17 ribu SMP. “Perihal teknis berapa sekolah yang akan digandeng belum diketahui. Namun, akan diterapkan di SD dan SMP. Harapannya bisa menemukan formula terbaik dlam pelaksanaan yang rencananya diterapkan tahun depan,” terangnya.

Baca juga:  Adu Kreativitas Siswa SMA 1 Bae dengan Lomba Grafiti

Sementara itu, Ketua PBG Kudus sekaligus Kepala SD 1 Barongan, Rizky Oktavian Saputra menyambut baik pelaksanaan program ini. Akan tetapi, pihaknya ingin teknis pelaksanaan agar diperhatikan dengan baik.

“Mudah-mudahan program baik ini juga dibarengi teknis pelaksanaan yang maksimal. Mulai dari penyajian, pembagian dan jadwal pelaksanaan. Jangan sampai mengganggu pelajaran, apalagi ketidakefektifan pembagian,” tuturnya.

Menurutnya, ini bisa meningkatkan hasil belajar yaitu menjadikan anak agar lebih sehat. Sehingga, diharapkan menjadi sarana pendukung bagi siswa meningkatkan kualitas belajar di kelas dan mampu lebih baik. “Semoga bisa meningkatkan kualitas sarana pendidikan,” imbuhnya.(cr1/sam)