Beralasan Cegah Penyebaran Corona, Debt Collector Masuk Desa ini bakal Diusir

PENGUMUMAN: Reklame larangan masuk Desa Menawan, Kecamatan Klambu, Jumat (3/4).(MUHAMAD ANSORI/LINGKAR JATENG)

GROBOGAN– Warga Desa Menawan, Kecamatan Klambu bersikap tegas terhadap masyarakat luar yang masuk ke desa itu. Dengan dalih mencegah penyebaran virus corona (covid-19), pendatang khusunya orang dengan pekerjaan tertentu akan diusir jika masuk ke desa tersebut.

Dari pantauan di lapangan, di beberapa lokasi di desa tersebut dipasang reklame himbauan bertuliskan debt collector, sales, pengemis, penjual keliling luar daerah, tukang rosok, peminta sumbangan, bahkan bank titil harian, dilarang masuk rumah warga di desa tersebut, guna mencegah virus yang membahayakan bagi kesehatan masuk di desa itu.

Kepala Desa Menawan Satimin menegaskan, papan reklame himbaun itu dipasag di 7 titik di wilayah desa tersebut. Terutama di akses masuk dusun atau desa, semenjak 2 hari yang lalu. Menurutnya hal itu dilakukan sebagai upaya antisipasi agar desa tersebut tidak terkena wabah corona, yang bersumber dari warga pendatang.

“Saya hanya menghimbau warga desa luar Menawan debt collector, sales, pengemis, penjual keliling luar daerah, tukang rosok, peminta sumbangan, bahkan bank titil harian jangan ke desa kami. Tapi kalau hanua lewat bisa, karena Desa Menawan akses Jalan antarkabupaten, dan Kecamatan Godong dengan Klambu,” katanya kepada lingkarjateng.com Jumat (3/4).

Menurutnya, aturan itu juga berlaku bagi warga desa setempat yang baru pulang ke kampung halaman. Ia meminta warga untuk mengisolasikan secara mandiri selama 14 hari. Sementara dijelaskan warga desa tersebut yang merantau di Jakarta dan Bandung sekitar ada 60 orang, rata-rata bekerja sebagai kuli bangunan.

“Warga Menawan yang baru datang dari Jakarta saja juga dilakukan karantina selama 14 hari, isolasi diri. Apalagi bukan warganMenawan yang kita tidak tahu, karena corona ini tidak kelihatan,” jelasnya.

Lanjutnya, selama reklame himbauan itu dipasang, belum ada debt collector yang masuk ke rumah warga setempat. Kalaupun nantinya memang ada diminta untuk pergi.

“Selama dua hari ini belum ada warga yang lapor kecuali pedangang keliling, dan kemarin ada penjual tape kita peringatkan dan pergi ya sudah,” imbuhnya.

Semetara himbauan itu dilakukan sampai batas waktu virus corona benar-benar sudah tidak ada lagi. Selain upaya itu, pihak desa juga melakukan upaya penyemprotan disinfektan.

“Semoga sampai bulan puasa corona sudah tidak ada lagi, kita dapat melakukan puasa dengan khusyuk,” harapnya. (ori/lut)