Intensifkan Pencegahan Klaster Ponpes

Ponpes Al Mujahidin, Kranggan
CEGAH: Penyerahan bantuan masker dan sabun cuci tangan di Ponpes Al Mujahidin, Kranggan , Ambarawa, kemarin. (HUMAS/ JOGLO JATENG)

SEMARANG – Bupati Semarang H Mundjirin merasa prihatin terjadinya klaster penyebaran virus corona di pondok pesantren di wilayah pantura Jawa Tengah. Kondisi itu diharapkan tidak terjadi di Kabupaten Semarang.

Oleh karena itu Bupati akan memerintahkan Dinkes melalui Puskesmas. Mereks diminta untuk mengintensifkan pengawasan dan pendampingan kesehatan kepada seluruh ponpes yang ada.

“Santri yang mondok di pesantren itu bukan hanya dari daerah lokal tapi juga ada yang dari luar wilayah bahkan luar Jawa. Kita akan perketat pengawasan protokol kesehatan di sana,” katanya, kemarin.

Diterangkan oleh Bupati, saat ini protokol kesehatan telah diterapkan kepada para santri sebelum masuk kembali ke Ponpes usai libur panjang. Seluruh santri di semua ponpes juga telah diwajibkan memeriksakan kesehatannya. Namun, kepatuhan memakai masker dan cuci tangan setiap harinya perlu terus diingatkan.

“Jika sudah ada kasus maka akan cepat sekali penularannya. Pelacakan akan tidak mudah karena santri berasal dari berbagai wilayah berbeda. Kuncinya pada kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya.

Jika diperlukan, petugas Puskesmas akan melakukan kunjungan intensif ke tiap ponpes yang ada. Bantuan sabun cuci tangan dan masker juga akan diberikan kepada seluruh pondok pesantren.

Ditambahkan pula pemberian vitamin kepada para santri selama 14 hari berturut-turut untuk meningkatkan imunitas tubuh. Bupati berharap langkah antisipasi ini dapat mencegah timbulnya klaster penyebaran virus di lingkungan ponpes.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan dr Ani Raharjo MPPM mengatakan belum ada laporan terjadinya kasus positif Korona di pondok pesantren. Dinkes melalui Puskesmas terdekat akan terus melakukan koordinasi dengan pengasuh ponpes untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Kita akan teruskan usaha kesehatan pesantren ini. Mudah-mudahan ndak ada (kasus),” tuturnya. (fat)