Pemkab Kulon Progo Diminta Serius Tangani Banjir

karung pasir untuk menghalau air
HALANGI AIR: Warga Desa Triharjo Kecamatan Wates memasang penghalang berupa karung pasir untuk menghalau air karena talud Sungai serang hamper jebol. (ANTARA/ JOGLO JATENG)

KULON PROGO – Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Kulon Progo, Sendy Yulistya Prihandinyi mempertanyakan keseriusan pemerintah setempat menangani banjir kawasan selatan. Kawasan itu meliputi Kecamatan Wates, Panjatan, Galur, dan kawasan Bandara Internasional Yogyakarta karena ancaman meluapnya Sungai Serang dan Sungai Bogowonto.

“Kami minta Pemkab Kulon Progo, dalam hal ini Dinas Pekeraan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukinan (DPUPKP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serius menangani banjir kawasan selatan. Tanggul Sungai Serang yang ada di Kalurahan Triharjo harus mendapatkan perhatian semua pihak,” katanya, kemarin.

Selamat Idulfitri 2024

Ia mengatakan Kecamatan Wates ini merupakan pusat Kabupaten Kulon Progo, sehingga perlu adanya perhatian serius untuk masalah ancaman banjir. Sementara itu, warga di Triharjo secara mandiri memasang karung-kalurung pasir karena talus Sungai Serang sudah hampir jebol, dan belum ada tindak lanjut dari pemerintah setempat.

Baca juga:  Operasional TPST Tamanmartani belum Maksimal

“Kami mohon talud Sungai Serang di Kapanewon/Kecamatan Wates menjadi perhatian pemkab dan BBWSO. Jangan sampai bencana banjir melanda Wates, khususnya di Triharjo, Bendungan, Ngestiharjo dan Karangwuni. Kondisi tanggul dalam kondisi kritis,” imbuhnya.

Sendy mengatakan kawasan selatan memiliki potensi tinggi terjadinya banjir bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Di wilayah selatan yang memiliki potensi terjadinya bencana banjir, Kecamatan Temon, Wates, Galur dan Panjatan.

Sedikitnya, ada 22 desa/kalurahan yang rawan bencana banjir. Adapun berdasarkan laporan BPBD, yakni di Kecamatan Temon, desa-desa yang rawan banjir adalah Desa Plumbon, Desa Kalidengen, Desa Palihan, Desa Kaligintung, Desa Temon Wetan dan Desa Temon Kulon.

Baca juga:  Gelar Manasik Haji, Tingkatkan Keislaman Siswa

Sendy mengakui pada 2018, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) melakukan normalisasi normalisasi Sungai Serang dan Sungai Bogowonto dan anak-anak sungai mampu menekan bencana banjir di Kecamatan Wates, Panjatan, Galur, Lendah dan Temon.

Anak sungai yang sangat berpengaruh di Kecamatan Panjatan, Temon dan Wates, adalah Sungai Heisero dan Sungai Sen, memiliki potensi tinggi menyebabkan bencana banjir.

Ancaman yang membayakan adalah talud jebol. Saat ini, talud Sungai Serang masih berupa tanah. Di sisi lain, talud tersebut tinggal satu mater dari permukiman padat penduduk. Hal ini perlu adanya komunikasi lebih lebih lanjut menangani ancaman tersebut.

Baca juga:  Bantul Raih 5 Penghargaan Sekaligus di Top BUMD Awards

“Meski sudah dilakukan normalisasi, tetap ada koordinasi antara BPBD, DPUPKP, dan BBWSSO. Saat ini diprediksi potensi curah hujan cukup tinggi, artinya di wilayah setelan menjadi wilayah dengan ancaman bencana banjir cukup tinggi. Kami tidak berharap kasus tanggul jebol tanggul Sungai Serang, tepatanya di Bendungan, Wates,” tambahnya.

Lebih lanjut, Sendy, meminta Dinas Pertanian dan Pangan mendampingi dan mengajak petani untuk mengansuransikan tanaman padi. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya puso atau gagal panen karena tanaman padi terendam banjir atau serangan hama.(ara/akh)