Kopi Indonesia, merupakan kopi yang dibudidayakan dan diekspor dari Indonesia. Saat ini Indonesia menempati peringkat keempat terbesar di dunia. Dengan hasil rata-rata produksi sebanyak 648.000 ton. Setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia.
BATANG, Joglo Jateng – Kabupaten Batang merupakan salah satu sentra penghasil kopi dengan kualitas terbaik. Selain memiliki area perkebunan kopi yang tersebar di lereng gunung dan dataran rendah di bawah 500 mdpl. Dengan luas lahan lebih dari 6.000 hektare.
Kebun kopi di Desa Surjo, Kecamatan Bawang, Batang, merupakan salah satu kebun terluas yang dimiliki. Dan dikelola masyarakat penggiat petani kopi.
Salah satu koperasi kopi, bernama CV. Batang Coffee. Pihaknya memiliki inisiatif untuk membuat Open Trip Kebun Kopi. Dengan tema tentang budidaya dan proses pasca panen. Agar menjadi daya tarik wisata edukasi baru.
“Kita membuat Open Trip Kebun Kopi ini untuk mengenalkan kepada rekan-rekan pecinta kopi di Jawa Tengah. Bahwa Batang mempunyai laboratorium kopi. Yang mana salah satunya mempunyai banyak varietas,” kata Penasehat CV. Batang Coffee Rifani Zunianto saat ditemui di Kebun Kopi Desa Surjo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang.
Ia melanjutkan, tujuan dari satu kebun ditanami banyak macam varietas adalah, supaya bisa membedakan kopi A, B, C, dan D. Agar pecinta kopi mengetahui bahwa macamnya kopi itu banyak. Yaitu ada robusta, liberika, dan arabika.
“Hal umum yang orang-orang tahu perbedaan dari ketiganya adalah. Jika kopi arabika adalah jenis kopi yang rasanya cenderung asam. Kopi robusta adalah kopi yang rasanya lebih pahit. Sedangkan untuk kopi liberika adalah kopi yang cenderung pahit dan kental dengan tingkat keasaman rendah,” terangnya.
Open Trip Kebun Kopi, lanjutnya, pertama ini kita fokuskan pengenalan klon pohon kopi. Di sini ada 10 klon pohon kopi robusta, 4 klon pohon kopi arabika, dan 3 klon pohon kopi liberika. Materi yang diberikan kita memperkenalkan dulu pohonnya. Kemudian cara perawatan budidaya, kemudian kita perkenalkan juga pasca panennya.
“Harapannya, kedepan bisa berkembang lagi. Serta menjadi salah satu edukasi wisata kopi untuk wilayah Jawa Tengah,” tuturnya.
Sementara itu, Petani Kopi Batang Burokhim mengatakan, Open Trip hari ini saya mengajarkan untuk pengenalan kopi yang ada di Batang.
“Contoh, tadi ada kegiatan petik, proning, dan perawatan. Kebanyakan produksi berapa kali dalam setahun. Biasanya hasil panen dari kebun bisa 11 ton hingga 12 ton per tahun,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan, salah satu yang menarik dari kebunnya adalah, ada jenis kopi ekselsa (coffee excelsa), terdapat varietasnya disana. Telah diklasifikasikan ulang, sebagai anggota keluarga jenis Liberika. Namun, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Sehingga banyak para penikmat kopi masih menganggapnya sebagai spesies terpisah.
“Karakteristik kopi ekselsa sangat unik, dan sering digunakan sebagai campuran kopi arabika dan robusta. Untuk membuat cita rasa yang muncul menjadi lebih kompleks. Rasa yang tercipta dari jenis biji kopi ini agak seperti buah. Dan beberapa penikmatnya mengatakan bahwa rasanya seperti tart atau ‘light roast’,” terangnya.
Ia berharap, agar para pecinta kopi bisa mengenal dan mengetahui berbagai jenis varietas kopi. Sehingga ragam varietas kopi yang ada di Indonesia makin diketahui oleh masyarakatnya pecinta kopi. Tidak hanya menyeduhnya dan meminumnya saja. (hms/all)