BANTUL, Joglo Jogja – Peserta Transmigran yang akan berpindah dari Bantul ke daerah lain akan dibekali dengan berbagai pelatihan. Seperti dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan keterampilan lain yang bermanfaat di lokasi transmigran.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, Istirul Widilastuti mengatakan, pada periode ini pihaknya memberangkatkan lima keluarga (KK) untuk program transmigrasi. Lima KK tersebut terdiri dari 18 orang yang berangkat ke lokasi transmigrasi UPT Mahalona, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
“Sebelum berangkat, teman-teman ini sudah dibekali dengan berbagai pelatihan. Di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, mereka sudah kita bekali dengan keterampilan yang nantinya itu bisa bermanfaat di lokasi,” ujarnya belum lama ini.
Selain diberi pelatihan, ia menambahkan, bahwa setiap transmigran pasti memiliki skill tersendiri. Sehingga ia berharap skill tersebut menjadi usaha lainnya disampingkan mengelola usaha lahan 1 dan lahan 2 yang diberikan.
“Kita berikan lahan dua hektare, satu untuk lahan usaha 1 beserta rumah, kemudian lahan usaha 2, satu hektare. Uang saku yang diberikan sebanyak Rp 10.000.000 dengan proses transfer setelah mereka sampai lokasi,” paparnya.
Pemberangkatan transmigran tersebut merupakan pemberangkatan kedua. Beberapa waktu lalu telah diberangkatkan sebanyak tiga KK di Muna, Sulawesi Tenggara dengan pemberangkatan serentak di DIY.
“Tahun 2022 untuk seluruhnya Disnaker mendapatkan alokasi penempatan transmigrasi sebanyak 15 kk, terbagi di lima daerah tujuan,” ucapnya.
Menurutnya, animo masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi masih tinggi. Namun yang menjadi kendala adalah keinginan masyarakat dengan lokasi yang diinginkan.
“Ini yang menyebabkan daftar tunggu dari tahun ke tahun meningkat. Semoga calon transmigran dapat meningkatkan taraf kesejahteraan, mampu bekerja keras dengan niat yang mereka punyai,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu peserta transmigran, Eko Basarudin (37) warga Caturharjo, Pandak, Bantul mengatakan motivasi mengikuti transmigrasi ini adalah ingin memiliki rumah. Selain itu juga menyusul adiknya yang sukses di bidang pertanian dan perdagangan lewat program transmigrasi ini.
“Sebelumnya saya disini bertani lahannya cuma sedikit, cuma sewaan, disini juga ngontrak. Saya ingin sukses seperi adik saya yang transmigan tahun 2015 lalu,” tukasnya. (ers/bid)