RATUSAN siswa kelas tujuh Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Pleret berkencan dengan sampah beberapa waktu lalu. Hal itu dilaksanakan dalam rangka pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Kepala Sekolah SMP N 3 Pleret Darsiti mengatakan, kegiatan itu mengangkat tajuk “Gaya Hidup Berkelanjutan”. Pembelajaran di luar kelas (Outing Class) ini dilakukan dengan mengunjungi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan dan Usaha Dagang (UD) Sumber Rejeki.
“Di sini para siswa belajar mengenai seluk beluk sampah, terutama untuk mengetahui bagaimana mengolah sampah dengan bijak yang nantinya akan mereka praktikkan di sekolah,” katanya.
Rombongan sebanyak 120 siswa, 1 kepala sekolah, dan 10 guru pendamping berangkat dari sekolah secara bersama. Rombongan disambut dan diterima langsung oleh petugas TPST Piyungan.
Dikatakan, tak hanya kunjungan, di TPST juga dilaksanakan pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan keliling ke lokasi TPST Piyungan. Para siswa beserta guru pendamping berjalan mengamati langsung lokasi pembuangan sampah sekaligus melihat banyaknya sampah yang menumpuk di lokasi tersebut.
“Kami berharap, dengan mengunjungi langsung lokasi pembuangan sampah ini, nantinya para siswa dapat menyadari bahwa sampah di lingkungan sekitar itu banyak sekali, sehingga para siswa harus menyikapinya dengan bijak,” ujarnya.
Terlebih, siswa juga dapat memahami bagaimana caranya sampah yang tidak ada nilai gunanya itu bisa menjadi berguna kembali dan bernilai ekonomis. Sehingga siswa dituntut mampu mengelola sampah secara kreatif serta bernilai ekonomis.
Setelah berkeliling di lokasi pembuangan sampah, rombongan SMP Negeri 3 Pleret melanjutkan kunjungan ke UD “Sumber Rejeki” yang beralamat di Bulus Wetan, Sumber Agung, Jetis, Bantul. Di sana, para siswa dapat belajar bagaimana mengolah sampah plastik menjadi barang atau sesuatu yang berguna.
“Mereka bertemu langsung dengan pemilik usaha tersebut, sehingga dapat menggali informasi langsung terkait pengolahan sampah plastik,” tegasnya.
Sementara itu, Pemilik Usaha Agustina Sunyi menjelaskan, membuat kerajinan dari sampah merupakan sesuatu yang berbeda, bahkan dipandang aneh. Namun berkat pembuktian, kegiatan itu menjadi hal yang positif.
Diharapkan, dengan mengunjungi UD “Sumber Rejeki”, para siswa mendapatkan pembelajaran baru di hidupnya. Melihat sampah yang benar-benar tidak ada lagi nilai gunanya menjadi barang yang justru diminati banyak orang. (cr5/abd)