Manfaat Ice Breaking dalam Pembelajaran di Kelas

Oleh: Lia Fitriyanti, S.Si
Guru IPA SMP N 4 Petarukan, Kab. Pemalang

ACTIVE learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Yakni dengan menyediakan lingkungan belajar yang membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar (Sunarto, 2012:21).

Kegiatan ice breaking sangat membantu guru mengondisikan siswa pada saat gaduh, tidak siap mengikuti pelajaran, dan tidak semangat pada saat mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Pada saat pelajaran akan di mulai siswa terkadang belum siap untuk mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Bahkan seperti tidak mau datang ke sekolah dan tidak mau belajar.

Dengan adanya ice breaking di saat pembelajaran, maka siswa bisa membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusias yang dapat membangun suasana belajar yang menyenangkan. Kelebihan dengan di adakan ice breaking adalah membuat waktu panjang terasa lebih cepat, membawa dampak menyenangkan dalam pembalajaran. Kemudian dapat digunakan secara spontan atau terkonsep, dan membuat suasana kompak dan menyatu. Sedangkan kekurangannya adalah penerapannya di sesuaikan dengan kondisi di tempat masing-masing.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan (Depdiknas KBBI, 2001: 1180). Sedangkan menurut Peter Salim dan Yenny Salim, penerapan adalah perbuatan menerapkan. Beberapa ahli berpendapat bahwa penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya (Peter Salim dan Yenny Salim, 2002: 1598).

Ice breaking adalah permainan atau kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suasana kebekuan dalam kelompok. Sebelum suatu acara berlangsung, untuk memecahkan kebekuan diawal acara diperlukan satu atau lebih ice breaking yang dipilih, yang mungkin bersifat spontan atau tanpa persiapan khusus (M. Said, 2011:1).

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Prinsip-prinsip penggunaan ice breaking dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, motivasi. Diharapkan siswa yang sudah jenuh mengikuti proses pembelajaran dapat kembali kepada performa awal sebagaimana saat awal pembelajaran. Kedua, tidak berlebihan. Pengguanaan ice breaking yang berlebihan justru akan mengaburkan tujuan pembelajaran itu sendiri. Ketiga, tepat situasi. Ice breaking yang dilaksanakan serampangan dikhawatirkan justru akan merusak situasi yang sudah kondusif. Keempat, tidak mengandung unsur SARA. Hal-hal yang mengandung unsur membedakan atau menghina suku, agama, ras, dan antar golongan harus dihindarkan. Sekalipun hal tersebut sebagai lelucon saja.

Ada beberapa manfaat melakukan aktifitas ice breaking. Di antaranya adalah menghilangkan kebosanan, kejenuhan, kecemasan, dan keletihan. Karena bisa keluar sementara dari rutinitas pelajaran dengan melakukan aktivitas gerak bebas dan ceria. Ada pula manfaat lain seperti melatih siswa berfikir secara kreatif dan luas, mengembangkan serta mengoptimalkan otak dan kreativitas siswa. Kemudian melatih siswa berinteraksi dalam kelompok dan bekerja sama dalam satu tim, melatih berfikir sistematis dan kreatif untuk memecahkan masalah. Lalu meningkatkan rasa percaya diri, serta melatih menentukan strategi secara matang.

Baca juga:  Pembelajaran Diferensiasi dengan Bu Pop Meningkatkan Pemahaman Siswa Materi Pubertas

Guru harus dapat mengelola kegiatan ice breaking di dalam kelas agar efektif dan efesien. Efektif maksudnya tujuan dilakukan ice breaking tercapai. Yakni peserta didik kembali senang dan tidak tegang dalam belajar. Sedangkan efesien maksudnya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlalu lama.

Jadi, berdasarkan manfaat tersebut, maka jelaslah bahwa ice breaking dapat menjadi salah satu alternatif untuk digunakan dalam pembelajaran. Agar pembelajaran tidak bersifat monoton dan tidak membosankan bagi siswa. Dengan pembelajaran yang menyenangkan, siswa diharapkan bisa mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan materi yang disampaikan akan terserap dengan sempurna. (*)