Distapang Kota Semarang Optimalkan Pengawasan Pangan dengan Mobil Lab Keliling

  • Bagikan
TUNJUKKAN HASIL: Laboran dari Keamanan Pangan Kota Semarang saat menunjukkan hasil lab salah satu bahan pokok yang mengandung zat berbahaya di Pasar Peterongan Semarang, Rabu (29/3). (FADILA INTAN QUDSTIA/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Untuk menjaga keamanan pangan dari zat berbahaya selama Bulan Puasa, Dinas Ketahanan Pangan (Distapang) Kota Semarang mengoptimalkan mobil laboratorium yang beroperasi di sejumlah titik. Antara lain di pasar tradisional maupun modern. Program ini telah berjalan sejak dua pekan yang lalu, dan akan beroperasi setiap dua kali dalam sepekan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Distapang), Bambang Pramusinto mengatakan, adanya kendaraan tersebut menjadi sarana pengawasan dan keamanan pangan di Semarang. Di samping itu, bertujuan untuk mengecek keamanan pangan yang dijualbelikan oleh pedagang pasar tradisional.

“Jadi selama ini kita kalau melakukan pengawasan secara manual. Setiap Minggu dua kali kita turun ke pasar tradisional dan modern untuk mengambil sampel makanan, dan kita tes,” katanya, saat ditemui Joglo Jateng di Pasar Peterongan Semarang, Rabu (29/3).

Adanya mobil laboratorium milik Distapang, kata dia, tidak hanya berfokus pada pasar tradisional maupun modern. Namun juga akan menyasar ke sejumlah sekolah. Hal itu untuk mengetahui keamanan jajanan pangan yang dikonsumsi oleh anak-anak.

“Kan di sekolah banyak jajanan yang dikonsumsi oleh anak-anak, takutnya mengandung pewarna tekstil, formalin. Kita sekaligus edukasi kepada pedagang karena kemungkinan pedagang tidak tahu,” ucapnya.

Baca juga:  Distapang Kota Semarang Genjot Program Gerakan Sayang Pangan

Ia menambahkan, pengecekan tersebut diupayakan dapat mengetahui ada atau tidaknya makanan yang mengandung bahan berbahaya bagi masyarakat. Terlebih lagi, selama Bulan Puasa tingkat konsumsi masyarakat meningkat.

“Contoh zatnya seperti pestisida, boraks, formalin, dan langsung diketahui hasilnya. Itu langsung kita upload di web ketahanan pangan untuk diketahui masyarakat,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, pihaknya sudah melakukan pengawasan di sejumlah pasar tradisional. Tujuannya untuk mengamankan kualitas pangan menjelang Hari Raya Idul Fitri nanti.

“Pengawasan kami di antaranya ada bakmi, ikan asin, bakso, daging ayam, sayuran, dan manisan,” tambahnya.

Bambang mengaku, selama pengawasan makanan saat lebaran, ditemukan beberapa bahan pokok makanan yang mengadung zat berbahaya. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan sampel laboratorium yang melebihi tingkat keamanan makanan.

“Rata rata 15 sampai 20 persen ditemukan kandungan berbahaya seperti borax, formalin. Nah itu yang terus kita jadikan bahan untuk edukasi bagi pedagang,” lanjutnya.

Pihaknya menyampaikan, bagi para pedagang yang menjajakan bahan makanan yang berbahaya tidak akan langsung diberikan sanksi. Namun akan diberi edukasi terlebih dahulu supaya tetap berhati-hati dalam memilih produsen atau supplier. (cr7/mg4)

  • Bagikan