SEMARANG, Joglo Jateng – Musim kemarau membuat lahan dan hutan di Jawa Tengah rawan terbakar. Bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, total sebanyak 89 hektare lahan di provinsi ini mengalami kebakaran di musim kemarau.
Berdasarkan data BPBD Jateng, total kejadian kebakaran hutan sebanyak 52 yang terjadi di 19 kabupaten/kota. Lahan yang terbakar seluas 89 hektare dengan rincian 88,9 hektare lahan dan 0,06 hektare TPA.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng Muhammad Chomsul, wilayah dengan kejadian terbanyak Kabupaten Kudus dengan lima kali kejadian, Demak dan Banyumas tiga kali kejadian. Sisanya 41 kejadian tersebar di 16 kabupaten/kota lainnya.
“Sudah ada 19 kabupaten/kota yang ada kebakaran hutan dan lahan. Alhamdulillah kebakaran tersebut bisa tertangani secara cepat nggak seperti tahun lalu butuh waktu berhari-hari,” ujarnya saat dikonfirmasi di Semarang, belum lama ini.
Chomsul mengatakan, kebakaran hutan dan lahan merupakan hal yang menjadi perhatian BPBD di musim kemarau selain kekeringan. Namun menurutnya, pada tahun ini dua fenomena itu diprediksi tidak separah tahun 2023 lalu yang dipengaruhi oleh adanya El Nino.
Sementara Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto meminta masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan. Dia meminta semua pihak belajar dari pengalaman tahun lalu saat TPA Jatibarang terbakar.
“Bukan hanya masalah air tapi juga waspada terhadap bencana kebakaran, beberapa tempat sudah terjadi beberapa Kebakaran yang membakar rumah dan alang-alang dan lain sebagainya,” ujarnya.
Pihaknya mengimbau warga agar tidak membuang puntung rokok maupun membakar sampah sembarangan. Serta waspada terhadap alat-alat rumah tangga yang berpotensi memicu percikan api.
“Tidak membuang puntung rokok sembarangan, membakar sampah sembarangan, termasuk waspada menggunakan alat-alat rumah tangga yang berpotensi menimbulkan kebakaran,” tandasnya. (luk/gih)