SEMARANG, Joglo Jateng – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang memprioritaskan dropping air bersih ke lima kecamatan selama musim kemarau. Antara lain di Kecamatan Tembalang, Banyumanik, Ngaliyan, Gayamsari, dan Kecamatan Gunungpati.
Lalu, untuk lokasi kelurahan yang masih membutuhkan bantuan air bersih di antaranya Kelurahan Rowosari, Kelurahan Jabungan. Kemudian, Kelurahan Wonosari, Kelurahan Cepoko, dan Kelurahan Tambakrejo.
Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto mengungkapkan, pada minggu pertama di bulan September sudah banyak permintaan bantuan air bersih di sejumlah wilayah yang terdampak kekeringan. Belum lama ini, ada juga laporan yang masuk dari Kecamatan Banyumanik, tepatnya Kelurahan Jabungan untuk dilakukan dropping air bersih.
“Permintaan per wilayah sesuai kapasitas per truk tanki 5000 liter. Biasanya satu kelurahan kita biasa kirim dua truk tanki itu masih bisa kita layani,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Selasa (3/9/24).
Sejauh ini, kata Endro, pihaknya telah mendistribusikan air bersih ke sejumlah wilayah sebanyak 300.000 liter. Selain dari BPBD, ada juga OPD lain yang ikut membantu untuk menyalurkan air bersih. Seperti Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), Dinas Pekerjaan Umum (DPU) hingga PDAM Tirta Moedal.
“Nampaknya mulai ada penawaran masuk dari beberapa komunitas dari paguyuban purna bakti, Pemprov Jateng dan lain-lain. Setelah koordinasi dengan kita, nanti kita arahkan ke wilayah yang membutuhkan. Artinya stok air bersih di Kota Semarang masih cukup sampai dengan sekarang,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan, puncak kekeringan biasanya mulai terjadi di awal September, tepatnya pada minggu pertama dan kedua. Berdasarkan informasi dari BPBD Kabupaten/kota lain, saat ini menjadikan dropping air bersih sebagai prioritas utama untuk beberapa wilayah yang kerap mengalami kekeringan.
“Tahun lalu, Kelurahan Rowosari dan Jabungan jadi langganan kekeringan. Beberapa waktu lalu saat saya berkunjung ke Rowosari, saya koordinasi dengan lurah saya tanya apakah tidak bisa masuk (pompa saluran air, Red.) sampai wilayah kebun taman pada saat itu ternyata kuota minimal yang dipersyaratkan oleh PDAM masih belum memenuhi syarat. Kalau tidak salah minimal 25 pemohon baru bisa diproses dan itu belum ada jumlah segitu,” paparnya.
Meski begitu, dirinya berharap, melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), permasalahan kekurangan air bersih yang kerap terjadi di Kelurahan Rowosari bisa terselesaikan dengan baik. Menurutnya, beberapa titik geografis di daerah tersebut tidak bisa dibuat dengan sumur artetis. Tak hanya itu, Endro juga mengimbau kepada masyarakat untuk bijak dan hemat dalam menggunakan air bersih. Sebab, permintaan bantuan air sudah mulai meningkat.
“Biasanya satu minggu kita bisa distribusi air bersih sebanyak dua kali di satu wilayah agar bisa prima untuk beberapa saat. Apalagi ini awal September sesuai dengan perkiraan ini puncak kekeringan,” pungkasnya. (int/adf)