JAKARTA, Joglo Jateng – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT), terus memperkuat penyelenggaraan Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) dan Kita Harus Belajar (Kihajar) STEM. Kedua aplikasi tersebut merupakan wadah bagi para guru dan siswa di Indonesia untuk bereksplorasi meningkatkan kemampuan TIK dalam memanfaatkan platform teknologi yang dikembangkan oleh Kemendikbduristek, sekaligus wujud implementasi Kurikulum Merdeka.
Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, mengatakan bahwa kebijakan pemerintah telah memberikan fleksibilitas dan berfokus pada materi esensial untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Untuk itu, penting menciptakan iklim sekolah yang nyaman, inklusif, dan berkebinekaan bagi peserta didik.
“PembaTIK dan Kihajar STEM menjadi bagian dari inisiatif Merdeka Belajar untuk pendidik dan peserta didik yang berkesinambungan untuk membantu peningkatan layanan pendidikan secara berkelanjutan,” ujar Suharti.
Suharti berharap, PembaTIK dan Kihajar STEM dapat melahirkan banyak inovasi pembelajaran yang baik dari peserta didik maupun pendidik. “Saya mengajak kepada para pendidik untuk dapat berpartisipasi pada PembaTIK, dan mendorong seluruh peserta didik untuk mengeksplorasi diri melalui Kihajar STEM,” jelasnya, sebagaimana rilis ke media ini, Minggu (8/12).
Selanjutnya, Kepala BLPT Kemendikdasmen, Wibowo Mukti, mengatakan bahwa penyelenggaraan PembaTIK dan Kihajar STEM 2024 merupakan salah satu upaya akselerasi Kemendikbudristek dalam meningkatkan kualitas pendidikan menuju sekolah yang di cita-citakan melalui pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran.
“Inisiatif Merdeka Belajar hadir untuk memudahkan sekolah dalam menerapkan siklus peningkatan layanan teknologi,” ujarnya.
Wibowo menambahkan, PembaTIK merupakan program yang berorientasi pada peningkatan kompetensi pendidik pada semua jenjang. Antuasime pendaftar PembaTIK selalu bertambah setiap tahunnya, pada tahun 2023 tercatat 79.529 peserta pendaftar serta menjadi bukti bahwa besarnya keinginan pendidik dan peserta didik dalam meningkatkan kompetensi diri di bidang TIK.
“Kihajar STEM diselenggarakan sebagai upaya menstimulasi kemampuan peserta didik dalam kreativitas, pemecahan masalah, dan berfikir kritis. Para peserta Kihajar STEM dari semua jenjang sekolah akan diasah untuk berfikir kritis, kreatif, dan mampu berkolaborasi dalam pemecahan masalah dengan aspek STEM,” tutup Wibowo.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril, menilai bahwa perkembangan teknologi yang berkembang pesat saat ini harus dimanfaatkan untuk membuat pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
“Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan menjadi keharusan untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan meningkatkan efektivitas proses pembelajaran. Kehadiran PembaTIK dan Kihajar STEM merupakan bentuk nyata Kemendikbudristek dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan,” imbuh Iwan.
Senada dengan Dirjen Iwan, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, mendukung penyelenggaraan PembaTIK dan Kihajar STEM 2024. Ia menilai, untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas diperlukan sekolah yang tenaga pendidiknya reflektif, gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi.
“Sumber belajar yang tidak tersedia dapat dihadirkan melalui dukungan teknologi. Oleh karena itu, kegiatan PembaTIK dan Kihajar STEM juga akan meningkatkan partisipasi pendidik dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM), baik untuk pengembangan diri, mendukung kegiatan belajar mengajar, serta mencari dan berbagi inspirasi,” ungkap Nunuk.
Nunuk menambahkan, PembaTIK juga memberikan gambaran kepada Dinas Pendidikan maupun Unit Pelaksana Teknis (UPT) mengenai inovasi pembelajaran digital yang dikembangkan oleh para pendidik. Sehingga memunculkan ide dan program taktis dalam meningkatkan pendidikan di daerah masing-masing. (hms/rds)