KUDUS, Joglo Jateng – Pj Bupati Kudus, M Hasan Chabibie menegaskan komitmennya untuk terus menggandeng sektor swasta dalam rangka kolaborasi sosial yang melibatkan skala besar demi kemajuan daerah.
Ia mengungkapkan, meskipun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kudus terbatas, kolaborasi dengan berbagai pihak, terutama swasta, menjadi kunci untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di masyarakat.
“APBD Kudus itu terbatas. Apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan kebutuhan kota itu sendiri pasti banyak. Kalau tidak menggandeng semua pihak dalam sebuah aksi kolaborasi skala besar, tidak cukup APBD yang ada,” ungkap Hasan, belum lama ini.
Menurutnya, salah satu contoh nyata kolaborasi tersebut adalah keterlibatan perusahaan Djarum dalam upaya memperbaiki kondisi rumah tidak layak huni di Kudus. “Di Kudus, ada sekitar hampir 6.000 rumah yang tidak layak huni. Namun, yang benar-benar tidak layak huni hanya sekitar 250 rumah. Dan, dengan bantuan Djarum, pada tahun depan itu akan selesai. Mereka komitmen untuk membangun,” lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, PT Djarum mengimplementasikan CSR dengan melanjutkan program Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) dengan merenovasi dan membangun 80 hunian yang berada di Kabupaten Kudus. Total anggaran yang dikucurkan untuk program ini mencapai Rp 4 miliar.
Para penerima bantuan RSLH kali ini tersebar di 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Kudus. Terdiri dari 9 rumah di Kecamatan Bae, 5 rumah di Kecamatan Dawe, 9 rumah di Kecamatan Gebog, 5 rumah di Kecamatan Jati, 11 rumah di Kecamatan Jekulo, 11 rumah di Kecamatan Kaliwungu, 4 rumah di Kecamatan Kudus, 7 rumah di Kecamatan Mejobo, serta 19 rumah di Kecamatan Undaaan.
Tak hanya dari PT Djarum, Pemerintah Kabupaten Kudus mencatat hasil kolaborasi dengan perusahaan swasta untuk bersama-sama membantu memperbaiki rumah tidak layak huni (RTLH) hingga kini mencapai 300-an RTLH yang dibantu diperbaiki menjadi layak huni.
“Ratusan RTLH tersebut berhasil diselesaikan pada tahun ini. Sedangkan pihak yang terlibat juga cukup banyak,” jelas Hasan.
Di antaranya adalah bantuan rumah layak huni dari PT Djarum hampir 200 unit, PT Sukun hampir 40 unit, PT Pura sebanyak 12 unit, Baznas sebanyak 36 unit, dan Lazis sebanyak 12 unit, sehingga totalnya mencapai 300-an unit.
Hasan mengatakan, intervensi besar dalam permasalahan rumah rusak menjadi salah satu contoh sukses kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta. Keberhasilan ini, kata Hasan, sangat bergantung pada terciptanya kepercayaan publik, serta penerapan prinsip good governance dan tata kelola birokrasi yang bersih dan transparan.
“Kuncinya adalah public trust, good governance, dan clean and clear tata kelola birokrasi. Karena pedagang itu modalnya adalah percaya. Semua perusahaan, instansi, dan lembaga yang akan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten harus memiliki kepercayaan terhadap pemerintah kabupaten, dan itu harus kita jawab terlebih dahulu, baru mereka akan berani bekerja sama,” tegasnya.
Hasan menyatakan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya untuk menjaga kepercayaan publik dan memperkuat hubungan dengan berbagai sektor swasta. Dengan begitu, ia berharap Kudus bisa berkembang lebih cepat dan lebih baik ke depannya.
Entaskan Kemiskinan hingga Bangun Tempat ibadah
Lebih lanjut, Hasan menyebutkan bahwa potensi kolaborasi dengan sektor swasta sangat besar, terutama untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi oleh Kabupaten Kudus, seperti pendidikan, kemiskinan, kesehatan, lingkungan, dan infrastruktur. Ia yakin, dengan adanya kerja sama yang solid antara pemerintah dan berbagai pihak, berbagai masalah tersebut dapat terselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
“Semua resources yang luar biasa dari berbagai perusahaan swasta besar pasti mau turun, dengan cara public trust yang kita jaga. Itu yang menjadi tantangan bagaimana aksi kolaborasi skala besar ini bisa dilaksanakan, dan itu harus dijawab oleh pemerintah,” ucapnya.
Di antara kolaborasi itu, Pemkab Kudus menggandeng Baznas Jateng untuk membantu masyarakat Kudus. Hasan Chabibie megatakan, bantuan ini merupakan wujud dari kolaborasi antara Baznas Jateng dengan Pemkab Kudus dalam hal mengentaskan kemiskinan ekstrem di Kudus.
”Ini membahagiakan bagi saya dan pemerintah Kabupaten Kudus, sebab Baznas Jateng memberikan bantuan modal usaha kepada masyarakat Kudus” ujarnya, Senin (2/12/2024).
Selain itu, Pemkab Kudus juga berkolaborasi dengan Pura Group dalam membantu anak yatim-piatu. Ribuan anak yatim se-Kabupaten Kudus menerima santunan dalam momen tersebut.
Hasan tak lupa menyampaikan apresiasinya terhadap Pura Group. Ia mengatakan, santunan yang diberikan Pura Group tak hanya sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Tuhan, tetapi juga mengasah kepekaan sosial. Ia berharap, langkah Pura Grup juga ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain.
Adapun di sektor infrastruktur, di antaranya, Pj Bupati Hasan Chabibie menggandeng PT Sukun Wartono untuk berkontribusi membangun musala An-Nur di SMP 1 Atap Rahtawu. Musala baru diharapkan dapat memberi kenyamanan dalam beribadah.
“Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting dalam mendukung kemajuan infrastruktur pendidikan di daerah kira,” kata dia.
Kerja sama dengan PT Sukun Wartono tak berhenti di situ. Beberapa kegiatan Pemkab Kudus lainnya juga mendapat dukungan dari perusahaan tersebut. Bahkan, untuk pertama kalinya, PT Sukun Wartono mengikuti kirab karnaval budaya dalam rangka HUT Kabupaten Kudus ke-475.
Hasan mendorong agar sinergi antara pemerintah dan swasta ini menjadi model penting untuk pembangunan Kudus masa kini dan mendatang.
“Kami yakin bahwa sinergi dan kolaborasi menjadi kunci nyata untuk membangun daerah. Pemerintah punya keterbatasan, swasta juga punya tantangan. Maka, dengan kolaborasi ini antara pemerintah dan swasta, akan memaksimalkan potensi serta menyejahteraan rakyat,” tutupnya. (uma/adf/gih)