REMBANG, Joglo Jateng – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Rembang dikenal dengan program unggulan yang membedakannya dari sekolah lain di daerah tersebut. Salah satu program yang sangat dihargai adalah kerja sama dengan tim manajemen Direktur Eksekutif Solo Bersimfoni.
Tim yang berasal dari Solo ini berkolaborasi dengan sekolah untuk membentuk karakter siswa melalui pendekatan yang tidak hanya fokus pada prestasi akademis. Tetapi juga pada pembentukan karakter dan nilai-nilai sosial yang mendalam.
Kepala SMA Negeri 2 Rembang, Suhardi menjelaskan, sekolah ini didirikan dengan fondasi pendidikan yang lebih holistik. Sekolah tidak hanya bertujuan menghasilkan siswa yang cerdas secara akademis, tetapi juga mampu berkembang secara pribadi dan sosial.
“Sekolah Adipangastuti dibangun di atas fondasi pendidikan yang tidak hanya mengejar prestasi akademis, tetapi juga fokus pada pengembangan karakter, kreativitas, dan kepekaan sosial siswa. Kami percaya, pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan proses pengembangan diri yang utuh,” jelasnya belum lama ini.
Untuk mewujudkan hal tersebut, SMA Negeri 2 Rembang mengimplementasikan nilai-nilai budaya Jawa yang dikenal dengan sebutan Hastha Laku. Yaitu delapan nilai budaya yang meliputi Gotong Royong, Guyub Rukun, Grapyak Semanak, Lembah Manah, Ewuh Pekewuh, Pangerten, Andhap Ashor, dan Tepo Seliro.
“Nilai-nilai hastha laku ini diajarkan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dengan tujuan untuk memperkuat karakter mereka dalam hal moral, akhlak, dan mental,” terangnya.
Salah satu implementasi praktis dari nilai Hastha Laku adalah melalui kegiatan seni. Di mana siswa diajak untuk menciptakan lukisan mural di dinding sekolah dengan tema kehidupan yang berkelanjutan.
Lukisan-lukisan ini tidak hanya berfungsi sebagai media ekspresi seni. Melainkan juga sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai gotong royong dan penghormatan terhadap orang tua.
“Yang kami terapkan adalah membawa anak untuk menuangkan ide dan kreativitas mereka melalui lukisan mural. Melalui kegiatan ini, mereka belajar untuk bekerja sama, menghargai orang lain, dan menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar,” katanya.
Selain sebagai bentuk ekspresi seni, mural ini juga mengajarkan siswa tentang pentingnya kolaborasi. Serta bagaimana ide-ide kreatif mereka bisa bermanfaat bagi banyak orang.
“Kami ingin agar siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki rasa empati dan kepedulian sosial yang tinggi. Dengan menerapkan nilai-nilai budaya Jawa ini, kami harap mereka dapat menjadi generasi yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga berakhlak mulia,” imbuhnya. (uma/fat)