PURWOREJO, Joglo Jateng – Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) menyerang sapi di beberapa desa di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Berdasar informasi dari warga, di Desa Girirejo, Kecamatan Ngombol, tiga ekor sapi mati karena diduga terpapar virus PMK.
Sedangkan di Desa Jogoboyo, Kecamatan Purwodadi, satu ekor sapi mati dan satu ekor lainnya sakit diduga PMK. Kepala Desa Jogoboyo, Jaka Wahyana, saat ditemui di kantornya menyampaikan bahwa, satu ekor sapi yang mati adalah milik Suparjo. Sedangkan yang sapi yang sakit merupakan milik dari Surajiyo.
“Diduga PMK, karena ciri-cirinya mirip penyakit tersebut. Sebelum mati, sapi milik Suparjo mulutnya mengeluarkan air liur terus menerus. Sapi yang sakit juga gejalanya sama,” kata Jaka Wahyana, Jumat (24/01/2025).
Sapi yang mati sebelum ada vaksinasi PMK di Desa Jogoboyo pada tanggal 21 Januari 2025. Sebelum mendapat jatah vaksin, Jaka mengatakan pihaknya sudah menghubungi dokter hewan untuk meminta vaksin PMK.
“Dokternya saat itu tidak mau datang, tapi memberikan solusi bagaimana. Peternak disuruh merebus 1/4 Kg gula jawa dan 1/4 Kg kunyit. Setelah air rebusan sedikit mengental, diangkat dan didinginkan. Setelah dingin diminumkan sapi yang sakit. Jadi yang mati itu sapi yang belum divaksin, matinya juga sebelum kegiatan vaksinasi di Jogoboyo,” tambah Jaka.
Saat Joglo Jateng mendatangi kandang sapi yang sakit, terlihat sapi tersebut memang mengeluarkan air liur terus menerus serta tubuhnya menggigil. Sayangnya, sapi yang sakit masih dicampur dalam satu kandang dengan dua ekor sapi yang masih kelihatan sehat.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, drh Widarti menyampaikan bahwa, pihaknya belum menerima laporan adanya sapi yang mati diduga terpapar PMK.

“Dari data yang masuk ke kami, baru ada 3 ekor sapi di Desa Jatimalang, Kecamatan Purwodadi yang terpapar PMK dan sudah sembuh. Kalau yang di Desa Girirejo, Kecamatan Ngombol dan Jogoboyo, Kecamatan Purwodadi, belum dilaporkan. Sekarang laporan itu harus diverifikasi oleh Diinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Jadi di kedua desa tersebut belum dilakukan pemeriksaan terhadap sapi yang mati, dimungkinkan kena penyakit yang lain, bisa juga LSD. Pemilik tidak melaporkan,” kata drh Widarti saat ditemui di kantornya.
Pemilik, lanjutnya, bisa merawat dan mencegah hewan ternaknya dari serangan virus PMK yang mematikan tersebut. Caranya adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan ternak, memberikan pakan bergizi dan memberikan vaksin. Pemilik ternak juga dianjurkan untuk melakukan serta bio security, yaitu menjaga keluar masuknya orang atau ternak baru ke lingkungan kandangnya.
“Virus bisa mati dengan zat asam yang terkandung dalam jeruk dan citroen zuur yang mudah didapatkan. Virus PMK ini menyerang di mulut dan kuku, kemudian melepuh dan pecah. Cairan dari lepuhan ini yang mengandung virus PMK. Virusnya bisa dimatikan dengan zat-zat yang mengandung asam atau disinfektan lain seperti obat merah (yodium) dan formalin yang dioleskan di luka yang melepuh. Busa juga disinfektan disemprotkan ke lingkungan sekitar kandang. Yang paling penting adalah meningkatkan daya tahan tubuh hewan. Caranya dengan memberikan pakan yang baik dan bergizi yakni pakan berwarna hijau plus konsetrat (bekatul, ketela pohon),” kata Widarti.
Ia mengatakan, saat PMK merebak beberapa tahun lalu, Dinas KPP telah melaksanakan program vaksinasi pada tahun 2022. Namun saat itu mendapat penolakan dari beberapa pihak dengan berbagai alasan. Sapi-sapi yang sakit saat ini, adalah sapi yang belum divaksin atau sapi baru.
“Sapi bunting biasanya dihindari oleh petugas untuk disuntik vaksin, karena bisa saja mengalami keguguran akibat stress saat proses penyuntikan vaksin. Jadi keguguran bukan karena vaksin, tapi bisa saja karena stress. Kalau jenis vaksin yang diberikan ada dua macam, bisa untuk sapi bunting dan tidak bisa disuntikkan ke sapi yang sedang hamil,” paparnya.
Saat ini, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian pada Kementrian Pertanian sedang menggalakkan vaksinasi untuk mencegah penyebaran virus PMK. Virus ini menyerang hewan berkuku belah yaitu sapi, kerbau, kambing, domba, babi dan hewan lain yang memiliki kuku belah.
Untuk Kabupaten Purworejo, menurut drh Widarti, telah tercapai 479 dosis vaksin untuk sapi dan kerbau kegiatan vaksinasi ini akan masif dilakukan selama Bulan Januari, Februari dan Maret. Untuk target Bulan Januari sebanyak 1.000 dosis, namun hingga kini baru terealisasi kurang dari 50 persen. (mrn/rds)