Jepara  

Pelatihan Merajut, Dorong Pemberdayaan Masyarakat

KOMPAK: Keseruan ibu-ibu Jepara bersama Dharma Wanita saat mengikuti pelatihan merajut di Aula Perpustakaan Jepara, Jumat (7/2/25). (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Di tengah pesatnya perkembangan zaman, seni merajut kembali menemukan tempatnya di hati masyarakat, khususnya di Kabupaten Jepara.

Seni yang menggabungkan ketekunan dan kreativitas ini menjadi sarana bagi para ibu-ibu di Jepara untuk mengekspresikan diri, mengasah keterampilan, dan menciptakan berbagai karya yang tidak hanya indah tetapi juga bernilai ekonomis. Melalui pelatihan merajut yang diadakan secara rutin, Komunitas Rajut Jepara berhasil menciptakan suasana yang penuh semangat dan kebersamaan.

Ketua Komunitas Rajut Jepara, Ani Sumarningsih menyampaikan, pelatihan merajut ini telah dimulai sebelum pandemi Covid-19. Pelatihan yang diadakan setiap hari Jum’at pukul 09.00 WIB ini bertempat di Aula Perpustakaan Jepara.

“Awalnya, kami ingin memberikan wadah bagi para ibu untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan mereka melalui seni merajut,” papar Ani kepada Joglo Jateng, Jumat (7/2/25).

Kata Ani, pelatihan merajut ini bukan sekadar kegiatan belajar merajut, melainkan juga sebuah komunitas di mana para ibu dapat berbagi cerita, pengalaman, dan inspirasi satu sama lain. Setiap sesi pelatihan diwarnai dengan tawa, canda, dan semangat saling mendukung.

Hasil karya yang dihasilkan pun beragam dan menarik, mulai dari boneka lucu, gantungan kunci (ganci) yang unik, tas yang stylish, topi yang modis, hingga souvenir yang bisa menjadi oleh-oleh khas Jepara.  “Setiap produk merupakan cerminan dari tangan-tangan terampil dan imajinasi yang kaya,” ungkapnya.

KARYA: Berbagai kerajinan hasil pelatihan merajut Komunitas Rajut Jepara. (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

Dalam setiap pelatihan, para peserta tidak hanya diajarkan teknik merajut, tetapi juga diberi wawasan tentang pemasaran produk dan pengelolaan usaha kecil. Hal ini bertujuan agar mereka tidak hanya menjadi perajut yang handal, tetapi juga mampu mengelola usaha mereka sendiri dengan baik.

“Tentunya, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat Jepara,” tambahnya.

Ani juga menegaskan bahwa pelatihan ini menjelma menjadi pendorong bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jepara. Hasil rajutan dipamerkan di berbagai event pameran dan banyak di antaranya yang berhasil terjual.

“Kami tidak hanya ingin menciptakan produk, tetapi juga memberikan kesempatan bagi para ibu untuk menjadikan karya mereka sebagai sumber penghasilan. Ini menjadi motivasi tersendiri bagi kami untuk terus berkarya,” tuturnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Jepara, Hadi Sarwoko, turut memberikan dukungan dan mengapresiasi atas kegiatan pelatihan merajut ini. Menurutnya, kegiatan merajut memberikan peluang pemberdayaan bagi masyarakat.

“Pelatihan merajut bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan keterampilan dan menciptakan lapangan kerja,” ujar Hadi.

Selain itu, lanjut Hadi bahwa peran perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai pusat pelatihan yang mendukung pengembangan potensi masyarakat Jepara.

“Kami telah bekerja sama dengan sekitar 27 mitra, termasuk berbagai komunitas seperti belajar bahasa Inggris, pelatihan menulis, yoga, fashion, kajian islami, dan tentu saja, komunitas merajut. Ini adalah upaya kami untuk mendorong masyarakat Jepara agar lebih kreatif dan mandiri,” tambahnya. (oka/gih)