Wisata  

Wisata Religi dan Ziarah Kubur ke Para Pendiri Lasem

Masjid Jami’ Lasem di Rembang
Masjid Jami’ Lasem di Rembang. ©Situsbudaya.id

REMBANG – Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang memiliki sejarah yang panjang sejak zaman Kerajaan Majapahit hingga penjajahan Jepang. Wilayah yang berada di pesisir utara pulau Jawa ini merupakan saksi sejarah peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mencatat Kecamatan Lasem terkenal sejak kerajaan Majapahit, Pajang, Mataram, Demak, dan zaman Hindu – Budha, hingga penyebaran agama Islam pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang.

Salah satu cagar budaya dan saksi sejarah masuknya agama Islam di Lasem adalah Kompleks Masjid Jami Lasem. Masjid ini merupakan salah satu cagar budaya yang ada di Jawa Tengah. Lokasi Masjid terletak di Desa Kauman, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga dijadikan sebagai destinasi wisata dan ziarah kubur untuk para pendiri Lasem.

Baca juga:  Lereng Sunrise Mosari Tawarkan Pemandangan Lereng Muria

Di masjid tersebut terdapat lima prasasti berhuruf dan berbahasa Arab, serta satu prasasti berhuruf Jawa. Empat di antara prasasti tersebut memuat angka tahun 1829 M, 1318 H, 1281 H, dan 1286 H. Hal ini menandakan bahwa Masjid Lasem sudah berdiri sejak abad ke-12.

Tidak lengkap rasanya ketika berkunjung ke Lasem tidak berziarah ke Makam Waliyullah di sekitar Masjid Jami Lasem sekaligus belajar sejarah. Kawasan Kauman inilah yang menjadi pusat dari kecamatan kecil di pantura ini.

Di sekitar Masjid Jami Lasem terdapat beberapa makam para wali Allah yang pernah menyebarkan Islam. Bangunan yang cukup kokoh dan hampir semua terbuat dari kayu jati berdiri megah dan berwibawa.

Baca juga:  Lereng Sunrise Mosari Tawarkan Pemandangan Lereng Muria

Di barat laut masjid, kita juga bisa mengunjungi sebuah makam yang oleh masyarakat setempat disebut dengan nama makam Mbah Sambu. Mbah Sambu merupakan seorang Tionghoa yang beragama Islam di daerah ini pada masa Tejokusumo I. Untuk itu tidak heran jika di sekitar masjid Lasem ini banyak warga muslim keturunan dari Jawa, Arab serta Cina hidup saling berdampingan.

Di dekat Masjid Jami Lasem terdapat monumen yang terletak di sebelah kuburan yang disebut dengan Babad Lasem. Monumen tersebut berisi ajakan dari Kyai Ali Badawi kepada seluruh umat Islam di Lasem, bahwa setelah salat Jumat untuk melawan para kompeni Belanda hingga titik darah penghabisan. Perang tersebut merupakan perang Sabilillah yang diikuti oleh warga keturunan Tionghoa dan pribumi bersatu untuk melawan Belanda.