Kabupaten Terinovatif dalam Upaya Penurunan Stunting

Titien Soewastiningsih
Titien Soewastiningsih, Kepala Bidang Pengembangan Manusia dan Masyarakat (PMM) Bappeda Pemalang dan dr. Tettie Aidawati, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Pemalang. (AFIFUDIN/ JOGLO JATENG)

PEMALANG — Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah menetapkan Kabupaten Pemalang sebagai kabupaten terinovatif dalam dalam upaya penurunan kasus stunting. Penilaian-penilaian kinerja stunting yang dilakukan selama tiga hari ini diikuti oleh seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah dan dilakukan secara daring.

Tettie Aidawati selaku Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Pemalang mengatakan, Kabupaten Pemalang menjadi salah satu lokus stunting se-Indonesia. Kemudian dilakukan penilaian kinerja apakah ada progres penurunan atau tidak.

Lebih lanjut Tettie menuturkan, dengan dijadikannya Pemalang sebagai kabupaten terinovatif ini, pihaknya akan terus memonitoring dan mengevaluasi dari inovasi ini yang sasarannya macam-macam. “Sasaran dari program ini bukan hanya pada satu sasaran, melainkan mulai dari remaja, ibu hamil, dan anak-anak akan kita pantau terus. Karena itu yang akan menentukan angka stunting di Pemalang,” terangnya.

Baca juga:  Anom Dilirik Golkar untuk Berpasangan dengan Nurkholes

Sementara itu, Titien Soewastiningsih selaku Kepala Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat (Kabid PMM) Bapedda Pemalang menambahkan, bahwa di Pemalang ada beberapa program dalam rangka untuk menurunkan stunting. Penilaian terhadap program penurunan stunting ini dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi dan beberapa instansi di tingkat provinsi.

“Program penurunan stunsting di Pemalang menggunakan beberapa program yang menerapkan kolaboratif government atau kolaborasi antar lintas sektoral dimana Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait dengan program penurunan stunting ini bekerjasama untuk menghasilkan program yang inovatif dan inspiratif yang bisa dijadikan rujukan”, jelasnya.

Baca juga:  Bawaslu Pemalang Harapkan Partisipasi Masyarakat Awasi Pilkada

Titien menjelaskan, bahwa program dari OPD seperti Dinas Sosial (Dinsos) yang melibatkan pemberdayaan masyarakat secara terstruktur. Selain itu juga ada program inovasi dari desa dengan diciptakannya alat pendeteksi dan mengontrol kasus stunting.

“Program ini kami anggap sebagai program yang inovatif. Dalam kurun waktu tujuh tahun, penurunan stunting di pemalang mengalami penurunan sebanyak 60%,” lanjutnya.

Titien berharap, dengan dijadikannya Kabupaten Pemalang sebagai kabupaten yang paling inovatif dalam hal penurunan stunting, pemerintah akan lebih kompak dalam hal penurunan angka stunting. Sehingga program zero stunting dapat tercapai.

Baca juga:  Warga Keluhkan Tiang Operator Internet Sembarangan

“Harapannya kerjasama kita akan selalu diperkuat lagi dalam hal penurunan angka stunting, bahkan kami sedang membuat program menuju zero stunting melalui berbagai program kolaboratif,” pungkasnya. (cr1/fat)