SEMARANG, Joglo Jateng – Pemerintah Kota Semarang menggelar peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di SD Kristen Gergaji, belum lama ini. Dalam kesempatan itu, Pemkot mengakapanyekan tema “Cegah Kawin Bocah”. Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa-siswi dari sekitar 20 sekolah di Kota Semarang.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Semarang, Ulfi Imran Basuki menyampaikan, alasan memilih tema Cegah Kawin Bocah karena masih banyak perkawinan anak.
“Kenapa kok temanya Cegah Kawin Bocah ya, karena kita melihat kasus-kasus dalam pernikahan bocah, banyak kekerasan yang terjadi yang ditujukan kepada baik ibu-ibu maupun anak-anak. Oleh karena itu pemerintah baik dari tingkat pusat maupun daerah membuat program untuk mencegah perkawinan anak,” katanya.
Lebih lanjut, Ulfi menjelaskan bahaya dampak pernikahan di bawah umur terhadap reproduksi anak yang belum matang. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta mencegah terjadinya pernikahan anak dalam peringatan HAN kali ini.
“Jadi kegiatan hari ini kita mengingatkan kepada para orang tua, ya para aktivis lingkungan, pemerintah, untuk ikut berusaha melindungi anak-anak kita,” ujar Ulfi.
Sementara itu, Walikota Semarang, Hendrar Prihardi (Hendi) yang turut menghadiri acara tersebut menyampaikan dua pesannya kepada anak-anak di Kota Semarang.
“Pertama, nikmatilah usia anak-anakmu, dengan cara belajar, bersekolah, tuntut ilmu sebanyak-banyaknya, cari wawasan seluas-luasnya, termasuk pelajari soal keyakinan-keyakinan yang ada dalam agama masing-masing. Yang kedua, jangan pernah berurusan dengan persoalan hukum, caranya dengan menghindari kelompok-kelompok yang ada narkoba, tawuran, jangan ikut kegiatan-kegiatan yang bisa bikin hamil atau menikah muda,” ujar Hendi.
Hendi juga menyampaikan dampak dari pernikahan anak yang menghambat tercapainya cita-cita anak. Hal tersebut dikarenakan banyaknya beban yang ditanggung setelah pernikahan. Tak lupa, Hendi mengingatkan kepada seluruh masyarakat Kota Semarang bahwa anak-anak merupakan aset berharga bangsa.
“Anak-anak ini adalah aset kita, anak-anak ini adalah bagian daripada tujuan kita untuk bisa mendidik mereka menjadi generasi yang kuat, yang punya ilmu, punya akhlak, punya kebanggan terhadap NKRI, nantinya dia bisa meneruskan apa yang telah dilakukan oleh generasi kita ini,” kata Hendi. (luk/gih)