BANTUL, Joglo Jogja – Sebagai tindak lanjut penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Bantul tetap berupaya melakukan promosi pariwisata. Guna mencegah penurunan tingkat kunjungan ke destinasi wisata daerah itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul, Helmi Jamharis mengatakan bahwa kenaikan harga BBM akan berdampak pada kegiatan pariwisata yang menjadi mahal. Hal itu karena mengikuti kenaikan biaya transportasi dan akomodasi.
“Tentunya kita tetap berupaya melakukan promosi kepada khalayak untuk bisa melakukan kegiatan wisata ke Kabupaten Bantul, saya kira faktor promosi wisata yang akan tetap kita dorong,” tuturnya.
Dia menerangkan, penurunan minat kunjungan wisatawan ke objek wisata sangat berpotensi. Karena selain biaya operasional yang lebih tinggi, juga kebutuhan di lokasi kuliner juga mengalami kenaikan.
Berkurangnya tingkat kunjungan wisata ke Bantul, nantinya juga bisa berdampak pada perolehan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Sehingga pemkab harus melakukan berbagai upaya untuk tetap dapat mendatangkan wisatawan ke Bantul.
“Kalau penurunan wisatawan otomatis, sehingga retribusi dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan, tapi berapa jumlahnya tentu kami tidak bisa melakukan tafsiran,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, target PAD Bantul dari sektor pariwisata pada 2022 sebesar Rp 32 miliar. Pihaknya pasrah jika memang nantinya target yang ditetapkan tersebut tidak tercapai hingga akhir tahun.
“Target PAD bisa jadi tidak tercapai, kalau harapan saya bisa berubah turun, karena kita dulu memang menetapkan PAD pariwisata itu sebesar Rp32 miliar, dengan pertimbangan kunjungan wisata yang stabil, tetapi ini resiko,” jelasnya.
Apalagi, kata dia, dampak kenaikan harga BBM ini membuat biaya transportasi naik, bahkan tarif hotel juga naik. Sehingga kebutuhan biaya untuk kegiatan pariwisata dan akomodasi wisata lainnya kemungkinan juga akan naik.
“Kenaikan harga BBM ini akan berdampak pada semua sektor pariwisata, yang kemungkinan besar juga akan ikut naik. Oleh karenanya, kami akan tetap berupaya agar jumlah kunjungan tidak turun signifikan, sehingga pendapatan daerah tetap tinggi,” pungkasnya. (ara/bid)