Peran Serta Guru BK dalam Mencegah Kenakalan Remaja di Sekolah

Oleh: Upik Emawati, S.Pd.
Guru BK SMPN 3 Demak, Kabupaten Demak

USIA remaja adalah masa yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pada masa ini, manusia mengalami pertumbuhan sangat pesat yang terjadi di segala aspek dalam kehidupannya. Mulai dari fisik, emosional, pemikiran, kemandirian, serta pertumbuhan lainnya yang terjadi dalam kehidupannya.

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Perubahan yang sangat pesat yang terjadi pada masa transisi ini dan biasanya menyebabkan labilnya emosi pada diri remaja. Meningginya emosi remaja biasanya disebabkan ketika remaja berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi ataupun lingkungan baru. Masalah-masalah akan timbul ketika seorang remaja gagal untuk mengembangkan pengendalian diri dalam menghadapi kondisi tersebut.

Sebagai pendidik, sering kita jumpai banyaknya permasalahan yang muncul di lingkungan sekolah, di mana permasalahan tersebut dibawa oleh peserta didik dengan bermacam latar belakang. Munculnya kenakalan remaja di lingkungan sekolah tidak serta merta muncul begitu saja, ada faktor-faktor yang menjadikan sebab remaja banyak melakukan pelanggaran, antara lain: 1) Keluarga, anak yang terbiasa hidup di dalam keluarga yang kurang harmonis, orang tua broken home, orang tua yang selalu memberi contoh dan pengajaran yang buruk, itu akan sangat berdampak pada perilaku yang dimunculkan pada diri remaja; 2) Lingkungan, pemilihan teman bergaul yang kurang tepat akan berdampak buruk pada remaja. Sebagai contoh, remaja yang terbiasa hidup di lingkungan yang kebanyakan orang-orangnya selalu berjudi atau minum-minuman keras, bisa jadi anak akan terpengaruh pergaulan yang seperti itu. Sebaliknya jika anak tinggal dan bergaul di lingkungan yang baik, maka anak tersebut secara tidak langsung akan mengikuti perilaku baik tersebut; 3) Spiritual (keagamaan), agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama, hidup seseorang akan kacau, karena tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan membentuk kepribadian hidup. Dengan agama, individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Tetapi pada remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja, biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, hidupnya tidak terarah.

Tugas-tugas pendidik pada usia remaja lebih kompleks daripada tugas-tugas pada usia anak-anak. Sesuai dengan karakteristik mental usia remaja yang sedang dalam tahap pencarian jati diri, tugas pendidik adalah menciptakan lingkungan yang sebaik-baiknya dengan memberikan banyak aktivitas positif supaya remaja tidak terjerumus pada kegiatan negatif yang merugikan masa depannya.

Banyak anggapan bahwa guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau konselor syarat akan siswa bermasalah. Padahal pelayanan Bimbingan dan Konseling ditujukan dan berlaku kepada seluruh peserta didik, baik peserta didik yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus sekolah, yang mengalami kesulitan belajar, maupun peserta didik yang memiliki bakat istimewa.

Lembaga pendidikan melalui layanan bimbingan dan konseling merupakan tempat pendidikan yang memfasilitasi berkembangnya aspek-aspek pribadi, sosial, emosional, pendidikan, dan karier bagi peserta didik. Kenakalan remaja yang disebabkan dari permasalahan emosi remaja dapat dicegah dengan cara bimbingan untuk mengontrol emosi. Melalui bimbingan yang intensif, dapat digunakan untuk memahamkan peserta didik terkait pengendalian emosi.

Bimbingan dan konseling juga dapat digunakan sebagai jembatan antara sekolah dan orang tua. Seperti yang kita tahu, sebagian besar waktu peserta didik digunakan di rumah dan sekolah. Hal ini yang membuat perlu adanya kerja sama dan komunikasi yang baik antara sekolah dan keluarga dalam mengembangkan karakter anak remaja.

Dengan adanya bimbingan konseling, diharapkan para peserta didik dapat memaksimalkan pelayanan yang ada, terutama saat menghadapi suatu masalah. Sehingga beban yang dipikul peserta didik menjadi ringan karena dapat di bantu oleh guru BK. Dengan berkurangnya masalah yang dihadapi peserta didik, ini dapat mendorong berkurangnya angka kenakalan remaja. Oleh karena itu, untuk mencegah dan mengurangi kenakalan remaja maka bimbingan konseling memang dibutuhkan dibangku sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik yang notabene adalah remaja. (*)