Oleh: Agus Widodo, S.Pd
Guru PJOK SD N Botosengon, Kec. Dempet, Kab. Demak
DALAM proses pembelajaran, sangat dibutuhkan peran aktif peserta didik, agar pembelajaran menjadi lebih hidup dan bermakna. Keaktifan belajar peserta didik merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang menuntut peserta didik untuk ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Whipple dalam Hamalik (2009), keaktifan belajar peserta didik adalah suatu proses belajar mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental, intelektual dan emosional. Guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor selama peserta didik berada di kelas.
Diperbolehkannya pembelajaran tatap muka kembali setelah sekian lama peserta didik melakukan pembelajaran secara daring, menyebabkan mereka kurang aktif. Sehingga pembelajaran secara tatap muka kurang hidup dan bermakna bagi para peserta didik. Hal ini terlihat saat diadakan pengamatan di SDN Botosengon 2 kelas 5 pada pelajaran PJOK. Aspek keterampilan permainan bola voli PJOK yang dibahas pada pengamatan ini adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas melalui praktik permainan bola voli.
Metode pembelajaran role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan teknik dan penghayatan peserta didik. Pengembangan teknik dan penghayatan dilakukan dengan praktek permainan bola voli (Millers, 1992). Teknik analisa data kuantitatif kemampuan guru dan aktivitas belajar siswa dilakukan setelah pengumpulan data dan pengamatan. Pertama, nilai hasil tes praktik ketrampilan bola voli passing atas passing bawah dengan skor KKM 70. Kedua, kesungguhan siswa dalam permainan bola voli yang diamati guru PJOK.
Langkah-langkah metode pembelajaran dengan teknik role playing yaitu sebagai berikut. Pertama, observasi sistematis. Adalah panduan untuk mengisi lembar observasi tindakan guru dan aktivitas peserta didik. Kedua, studi dokumentasi. Mendata siswa kelas V SDN Botosengon 2 yang meliputi nama siswa, nomor induk, dan nilai hasil belajar. Ketiga, jurnal. Catatan harian ini berkaitan kehadiran peserta didik dalam melaksanakan praktek. Keempat, tes. Tes praktik menggunakan rata-rata dan hasil nilai optimum. Kelima, guru akan membuat kesimpulan dari aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Keenam, guru mengutarakan kesimpulan yang telah dibuat dengan mudah dan bisa dipahami siswa dengan baik.
Kelebihan pembelajaran dengan teknik role playing atau bermain peran yaitu peserta didik akan lebih aktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Kemudian pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik. Lalu membangkitkan gairah dan semangat dalam bermain bola voli dalam diri peserta didik serta menimbulkan rasa kebersamaan. Adapun kekurangan dari metode role playing yaitu memerlukan waktu yang relatif panjang, memerlukan kreativitas dan bakat atlit dari pihak guru maupun murid. Selain itu, tidak semua metode gerakan dapat disajikan melalui metode ini.
Terlepas dari segala kekurangannya nyatanya metode role playing sangat efektif dalam meningkatkan keaktifan peserta didik. Sebagai mana hasil pengamatan yang telah dilaku di SDN Botosengon 2 pada permainan bola voli PJOK. Sebelum mengunakan metode role playing, keaktifan peserta didik sangat rendah. Namun setelah mengunakan metode role playing, keaktifan peserta didik menjadi meningkat. Hal tersebut dikarenakan peserta didik sangat antusias, terkesan, dan menikmati permainan bola voli yang dilakukan. Peserta didik terlibat praktek secara langsung dan mencobanya. Metode role playing mampu meningkatakan hasil belajar siswa terbukti siswa aktif bersemangat didalam mengikuti pembelajaran bola voli pada mata pelajaran PJOK. (*)