Oleh: Dyah Budi Peranita,S.H., S.Pd.,M.Pd
Guru SMP Negeri 1 Demak
SEBUAH era baru lebih bersifat khusus dimana pengaruhnya sangat besar bagi dunia pendidikan dan lapangan kerja. Hal-hal yang senantiasa terus secara dinamis berkembang adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat. Termasuk kecepatan penerimaan informasi yang melimpah ruah. Dampaknya adalah perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, pendidikan, perubahan peran orang tua/guru/dosen, serta perubahan pola hubungan antar mereka (Oviyanti, 2013: 268).
Pembelajaran Abad 21 merupakan suatu proses pembelajaran yang terintegrasi oleh empat kecakapan. Yaitu literasi, pengetahuan, keterampilan dan sikap, dan yang tak kalah pentingnya dalam pendidikan abad 21 ini adalah peserta didik diharapkan mampu menguasai kemampuan IT atau teknologi. Karena persaingan modern kedepannya tidak lagi penguasaan secara fisik. Namun diperkirakan penjajahan oleh negara maju dilakukan melalui teknologi yang dimanfaatkan untuk menyerang negara lain yang memiliki kelemahan dalam hal teknologi. Maka dari prediksi itu, kita sebagai pengajar adalah garda depan yang mengasah dan mempersiapkan generasi muda dengan ketrampilan mumpuni. Sebab masa depan bangsa terletak pada diri generasi mudanya.
Untuk mempersiapkan peserta didik sesuai dengan pilar pendidikan yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, maka seorang guru harus mengasah dirinya menjadi pendidik yang memiliki kompetensi profesional, sesuai dengan tuntutan guru pada pembelajaran Abad 21. Dimana seorang guru yang harus memiliki kecakapan antara lain adalah mampu mengembangkan pengalaman belajar dan penilaian secara manual juga digital dengan mengintegrasikan berbagai alat dan sumber belajar yang relevan. Tujuannya untuk mendorong peserta didik agar memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi serta kreatif dan inovatif.
Di samping itu, mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan berkreatifitas peserta didik sesuai karakter kacakapan yang diperlukan. Selanjunya diimplementasikan ke dalam kemampuan individu yang bisa mengkaitkan antara pengetahuan yang diperolehnya dengan isu dunia nyata. Termasuk dalam penggunaan teknologi.
Maka disini penulis telah merancang sebuah metode pembelajaran Mind Mapping berbantuan KontCer di kelas VII-C SMP Negeri 1 Demak melalui alur pengalaman belajar yang lengkap. Dimulai dari peserta didik mengakses barcode yang terintegrasi ke dalam Google Drive sebagai upaya mengasah kemampuan IT. Kemudian di dalamnya ada bahan bacaan dimana disini dibidik untuk mengembangkan literasi peserta didik. Lalu guru memberikan instruksi bagaimana nantinya mereka harus menyelesaikan tugas. setelah itu, guru menjelaskan gambar master mind mapping yang nanti bisa dikembangkan sesuai dengan kreativitas dan daya tangkap peserta didik. Selanjutnya mereka mempresentasikan materi yang didapat, dan hasilnya ditempel di papan display yang ada di belakang kelas.
Hasil rancangan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran mind mapping berbantuan KontCer dapat menunjukkan hasil yang positif. Karena terlihat selama pembelajaran, siswa mampu untuk berkomunikasi dengan baik dalam memecahkan masalah yang diberikan. Sehingga pengalaman itu menambah keterampilan dalam mempelajari nilai-nilai kehidupan untuk mampu berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang lain yang kelak bisa berguna dalam kehidupan sosialnya. Selain itu siswa juga dapat mengembangkan kreativitas melalui kerjasama merancang peta pikiran dari materi pelajaran yang telah dibahas.
Siswa tidak lagi disulitkan dengan mencatat keseluruhan pembahasan pembelajaran. Siswa hanya mencatat kata kunci dari konten cerita yang ada. Kemudian merancang peta pikirannya. Dengan begitu, siswa lebih mudah mengingat dan memahami pembelajaran. Hasilnya pun dirasa lebih optimal manakala terlihat ada peningkatan dalam perolehan nilai pengetahuan yang cukup signifikan dari rata-rata 70 dan 76 menjadi 90. Semoga rancangan ini bisa menjadi tambahan wahana baru model pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang memberi sumbangsih di dunia pendidikan. (*)