Oleh: Sahroni, S.Pd
Guru PJOK SDN 02 Sidorejo, Kec. Comal, Kab. Pemalang
KARAKTER adalah konsep dari moral, yang tersusun dari sejumlah karakteristik yang dapat dibentuk melalui aktivitas olahraga. Setidaknya terdapat nilai-nilai yang baik yang dapat dibentuk melalui aktivitas olahraga. Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu kharassein yang berarti memahat atau mengukir. Sedangkan menurut bahasa latin, karakter artinya adalah membedakan. Secara harfiah, karakter berarti kualitas mental atau moral, atau bisa juga diartikan sebagai kekuatan moral, nama, ataupun reputasi.
Pendidikan karakter mengarahkan pada cara berpikir dan perilaku dari siswa yang kelak akan menjadi tulang punggung bangsa. Karakter termanifestasi dalam sifat dan perbuatan untuk selaras dengan budaya bangsa Indonesia yang selama ini telah melekat. Pengaruh modernisasi dan globalisasi yang memberikan banyak warna dalam kehidupan remaja memang harus dibentengi dengan pembelajaran karakter. Boleh dikatakan bahwa pendidikan karakter adalah usaha untuk penanaman nilai-nilai pada siswa melalui berbagai macam cara untuk menjadikan mereka sebagai individu yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Pembentukan karakter paling tepat dilaksanakan disekolah, karena tiga alasan. Pertama, sebagian peserta didik mengenal pendidikan jasmani disekolah. Kedua, usia sekolah merupakan periode yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai. Ketiga, pendidikan jasmani di sekolah masih menekankan prestasi.
Pendidikan jasmani adalah fase dari proses pendidikan keseluruhan dengan katifitas fisik yang merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Menurut Ateng (1983), pendidikan jasmani merupakan bagian integrasi dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani. Bertujuan untuk mengembangkan individu secara organis, neuromusculer, intelektual, dan emosional.
Pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah merupakan satu sarana yang penting dikembangkan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Olahraga juga berfungsi sebagai sarana untuk penyaluran emosi, penguatan identitas, kontrol sosial, sosialisasi, agen perubahan, penyaluran kata hati, dan mencapai keberhasilan (Wuest and Bucher, 1995).
Pendidikan jasmani dan olahraga mengajarkan nilai-nilai respek, persahabatan, sportif, kreatif, kerjasama, fair play, kerja keras, tanggung jawab, dan pantang menyerah. Implementasi pendidikan jasmani sebagai alat pembentuk karakter adalah keteladanan, menciptakan lingkungan berkarakter. Kemudian pembiasaan, menanamkan kedisiplinan, menyusun pedoman etika, dan mendorong siswa menampilkan perilaku baik.
Guru pendidikan jasmani perlu memberikan dorongan agar anak menampilkan perilaku yang baik dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Pemberian penghargaan kepada siswa yang menampilkan perilaku baik perlu dilakukan agar siswa yang lain ikut terdorong untuk mengikuti menampilkan perilaku yang baik.
Hal-hal yang perlu dilakukan guru pendidikan jasmani dan olahraga adalah menjaga agar nilai-nilai olahraga itu dapat terlaksana dan memberikan penekanan yang harus dilakukan oleh guru. Tujuannya agar pembelajaran pendidikan jasmani dapat dijadikan sebagai sarana membentuk karakter pada siswa sekolah dasar. (*)