PEMALANG, Joglo Jateng – Menjadi kabupaten yang letaknya berada di tengah-tengah di daerah Keresidenan Pekalongan dan permasalahan sampahnya, Kabupaten Pemalang dilirik investor asing dari Australia untuk membangun pabrik pengolah sampah. Yang digadang-gadang dapat mengolah 250-500 ton dari semua jenis sampah menjadi briket untuk bahan bakar energi terbarukan.
Perwakilan Investor sekaligus Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Jateng Ade Siti Muksodah mengatakan, kedatangannya bersama tim ke Pemalang bertujuan untuk membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) menangani permasalahan sampah. Pihaknya berencana membangun pabrik pengolah sampah menjadi briket untuk bahan bakar energi terbarukan.
“Kami di sini bukan hanya sekadar ingin menanamkan investasi, tetapi juga menawarkan kerja sama dalam penyelesaian permasalahan sampah yang jadi masalah di setiap daerah. Pabrik ini nantinya bisa mengolah sedikitnya 250 ton dan maksimal lebih dari 500 ton sampah setiap harinya. Salah satu daerah yang sudah MoU yaitu Kabupaten Pati. Jadi Pemalang harapannya bisa mengikuti,” ujarnya, Kamis (24/8/23).
Melihat besarnya kemampuan pengolahan sampah ini, pihaknya berharap Pemkab Pemalang mampu bersinergi. Melihat kapasitas sampah di TPA Pesalakan Pemalang telah overload atau berlebihan, sehingga pihaknya ingin mempercepat pelaksanaan MoU kerja sama mereka.
Menanggapi hal itu, Plt Bupati Pemalang Mansur Hidayat mengaku senang atas kehadiran investor asing yang mau menanamkan modalnya, terutama untuk penanganan sampah. Ia melihat Pemalang menjadi tempat yang strategis di tengah-tengah Keresidenan Pekalongan, sehingga dapat menampung sampah di seluruh kabupaten dan kota tersebut.
“Kabupaten Pemalang ini berada di tengah, jadi aksesnya lebih dekat dijangkau oleh Pekalongan, Tegal, Brebes, bahkan Batang. Jadi saya harap nanti bisa menemukan titik temu untuk sinergitas ini. Sebab permasalahan sampah jadi hal utama yang kini dirasakan masyarakat dan ke depan sampah bukan sekedar dibuang tetapi bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan industri lainnya,” tuturnya.
Untuk progres penanganan sampah, Mansur menjelaskan pihaknya masih berusaha untuk membuka lahan untuk dijadikan sebagai TPA baru pengganti TPA Pesalakan. Ada beberapa tempat yang menjadi pilihan penempatan salah satunya ada di Desa Semingkir Kecamatan Randudongkal, dan diharapkan jika sinergitas dengan investor bisa dilakukan maka pabrik sampah bisa dibangun di dekat TPA untuk memudahkan akses pengolahan. (fan/abd)