DKPP Bantul Carikan Solusi Keluhan Petani Bawang Merah

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo. (JANIKA IRAWAN/JOGLO JOGJA)

BANTUL, Joglo Jogja – Inovasi teknologi electrifying sudah di kembangkan di beberapa tempat di Kabupaten Bantul, akan tetapi masih ada beberapa masalah yang dialami petani bawang merah. Maka dari itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, akan mengupayakan solusi untuk mengatasi hal tersebut.

Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo menyebutkan, dengan hadirnya inovasi itu, kegiatan usaha tani menjadi lebih efisien dan menguntungkan. Namun, pihaknya menyadari masih ada beberapa masalah, yakni persoalan benih, harga murah dan gudang penyimpanan.

“Nanti kami akan upayakan pembenihan sendiri. Supaya bisa menekan biaya pembelian benih dari luar daerah,” paparnya.

Menurutnya, harga bawang merah anjlok karena hukum ekonomi. Saat produksi sedikit dan permintaan banyak harga akan melambung tinggi. Akan tetapi, saat musim panen raya bawang merah membanjiri pasaran, maka harga otomatis turun.

“Untuk mengatasi supaya petani tidak mendapatkan harga murah, nanti kita carikan jalan oftaker. Seperti bekerjasama dengan pihak ketiga yang sanggup membeli dengan harga normal, misalnya pabrik,” sambungnya.

Selain itu, pihaknya akan menanggapi bila ada permohonan pengadaan gudang penyimpanan bagi petani. Sehingga, saat harga turun petani tidak terburu-buru untuk menjual hasil panen.

“Harapannya gudang bisa menyimpan, nanti saat harga naik bisa di jual. Soal bakal diadakan atau tidak, nanti sesuai permohonan,” imbuhnnya.

Sedangkan, inovasi teknologi electrifying sendiri sudah menyebar dan dikembangkan di Bantul. Seperti di Parangtritis yang merupakan hamparan terluas, Sanden, Imogiri dan beberapa tempat lainnya. “Selain itu, petani-petani hortikultura juga sudah memanfaatkan teknologi tersebut,” pungkasnya.(cr13/sam)