Tunjang Kemampuan Siswa, SMA 2 Kudus Bikin Ruang Podcast

BINCANG: Tampak para siswa dan siswi pada SMA 2 Kudus sedang aktif berbinjang di ruang podcast milik sekolah, belum lama ini. (HUMAS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Sekolah Menengah Atas (SMA) 2 Kudus terus menciptakan inovasi baru untuk membantu peningkatan kemampuan siswa dan siswi mereka. Kali ini, sekolah tersebut secara resmi memiliki ruang khusus untuk podcast.

Kepala SMA 2 Kudus, Nur Afifudin menjelaskan, ruang podcast itu mereka ciptakan untuk membantu menunjang pembelajaran bagi siswa disekolahnya. Menurutnya, di era globalisasi, perlu adanya inovasi-inovasi guna mengikuti, sekaligus beradaptasi terhadap arus kemajuan teknologi yang cukup pesat.

“Dengan adanya podcast ini kita bisa menyebarkan informasi kepada masyarakat luas. Ini menjadi terobosan baru untuk kegiatan belajar siswa. Kalau siswa diskusi hanya dikelas kadang kan bosen, maka kami ciptakan ruang podcast ini untuk menunjang pembelajaran mereka,” tuturnya.

Para pelajar di sekolahnya diberikan keleluasaan untuk memanfaatkan fasilitas podcast yang telah disediakan. Sepanjang, kegiatan yang mereka lakukan masih dalam nuansa positif.

Ruang podcast yang terdapat di sekolahnya disinyalir menjadi yang pertama ada di tingkat pendidikan SMA se-Kabupaten Kudus. Pihaknya berencana memanggil pemateri dari instansi yang lain untuk memberikan warna terhadap materi yang didiskusikan nantinya.

“Kami bakal sebarluaskan apa yang menjadi program sekolah. Tak hanya itu, kita juga bakal mengundang pemateri dari luar sekolah. Seperti, membuat kajian soal sekolah ramah anak. Dari situ kami datangkan pemateri,” tuturnya.

Pihaknya mengaku belum terfikirkan untuk memanfaatkan ruang podcast tersebut untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah dari adsense media sosial. Lantaran, kata dia, sekolah hanya ingin fokus untuk mengembangkan potensi siswa melalui sarana tersebut. Ia berharap, dengan diresmikannya ruang podcast itu dapat menambah tingkat literasi bagi para pelajarnya.

“Semoga tingkat literasi siswa bisa terus meningkatkan. Dari kemampuan literasi yang kuat, maka akan menumbuhkan kemandirian bagi para murid. Jadi tidak ada istilah jam kosong. Apa yang kami jalankan ini cukup membantu siswa ketika nanti memasuki perguruan tinggi,” pungkasnya. (cr3/fat)