Oleh: Sunny Fauziyati S.Pd.I
Guru PAI SD N 2 Badran Kec. Kranggan Temanggung
SERING mendengar bahwa perkembangan guru ke depan menjadi isu terus seiring benarkah fungsi perannya akan diganti dengan AI? Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, khususnya dalam bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan.
Era digital ini menawarkan berbagai kemudahan dan efisiensi dalam proses belajar mengajar, namun juga membawa tantangan baru, terutama dalam konteks pendidikan agama. Di tingkat sekolah dasar, pendidikan agama Islam (PAI) memegang peran sentral dalam membentuk karakter, moralitas dan spiritualitas siswa, yang merupakan pondasi penting bagi perkembangan kepribadian mereka di masa mendatang.
Teknologi AI menawarkan berbagai peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaan platform pembelajaran adaptif yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan individu siswa, analisis data untuk memantau perkembangan belajar, serta kemudahan akses terhadap sumber-sumber ilmu pengetahuan yang lebih luas. Di sisi lain, teknologi ini juga membawa tantangan etis dan sosial yang memerlukan panduan dan bimbingan kuat dari para pendidik.
Guru PAI di sekolah dasar memiliki tanggung jawab penting menanamkan nilai-nilai keislaman yang kuat, membimbing siswa dalam memahami ajaran agama dengan benar, serta melindungi mereka dari dampak negatif kemajuan teknologi. Dalam konteks pendidikan, AI tidak dapat menggantikan peran manusia, khususnya dalam aspek pengajaran yang berkaitan nilai-nilai etika dan moral.
Teknologi ini hanya berperan sebagai alat bantu, sementara peran guru sebagai pembimbing dan teladan moral tetap menjadi kunci utama dalam pembentukan karakter siswa. Guru PAI di era AI harus memiliki kemampuan mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran sambil tetap mempertahankan esensi ajaran agama yang tidak tergantikan oleh mesin.
Mereka harus mampu menyesuaikan metode pengajaran agar lebih relevan dengan perkembangan zaman, tetapi juga memastikan siswa tidak terlepas dari nilai-nilai spiritual yang menjadi landasan penting dalam menghadapi tantangan kehidupan modern yang kompleks.
Perubahan besar dalam dunia pendidikan ini menuntut guru PAI tidak hanya menjadi penyampai materi ajar, tetapi juga sebagai fasilitator yang mampu memanfaatkan teknologi secara bijak. Mereka dituntut terus memperbarui keterampilan mereka dalam bidang teknologi sekaligus memperkuat pemahaman spiritual siswa agar tetap kokoh menghadapi tantangan etis di dunia yang semakin digital.
PAI ini dibutuhkan pada setiap jenjang pendidikan, salah satunya di jenjang SD. PAI sering disebut sebagai pendidikan moral dan mental spiritual bangsa, sehingga memiliki posisi yang sangat penting dalam sistem pendidikan nasional. Hal ini merupakan komponen strategis yang bertanggung jawab dalam pembinaan watak dan kepribadian bangsa, serta tergolong dalam muatan wajib yang harus ada pada kurikulum.
Tujuan PAI di SD yaitu untuk menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan keimanan peserta didik. Baik melalui pemberian materi pengetahuan oleh guru, penghayatan, serta pengalaman tentang ajaran agama Islam, sehingga peserta didik memiliki keimanan, ketakwaan berbangsa dan bernegara, sekaligus dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan lebih tinggi.
Sebagai seorang guru, kita perlu mengetahui karakteristik dari peserta didik itu sendiri, khususnya karakteristik peserta didik SD. Ada beberapa tahapan perkembangan pada anak usia itu yang perlu diketahui, ini dapat dilihat dari perkembangan fisik, motorik, kognitif, emosi, sosial dan religiusnya.
Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak usia SD merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam. Pada masa ini, peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Di era AI, peran guru PAI di SD semakin penting dan relevan.
Guru PAI tidak hanya dituntut untuk menguasai materi keagamaan, tetapi mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka juga tetap harus menjadi teladan moral dan spiritual bagi siswa, serta membimbing mereka dalam menghadapi tantangan etika yang muncul di era teknologi.
Maka, guru PAI memiliki tugas ganda, yaitu mendidik dengan nilai-nilai agama dan membantu siswa memahami, serta memanfaatkan teknologi secara bijak. Agar peran ini tetap relevan dan efektif, guru PAI harus terus berinovasi dalam metode pengajaran, sekaligus meningkatkan literasi digital mereka.
Guru yang mampu mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai keislaman secara tepat akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi kuat dalam karakter dan moralitas. Hanya dengan memadukan kecerdasan emosional, spiritual dan teknologi, guru PAI dapat memastikan bahwa siswa siap menghadapi tantangan kompleks dunia modern tanpa kehilangan identitas keagamaannya.(*)