Ketersediaan Bahan Pangan di Yogyakarta Cukup Hingga Nataru

TUNJUKAN: Salah satu pedagang sedang memperlihatkan beras dagangannya di Pasar Bringharjo Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. (RIZKY ADRI KURNIADHANI/JOGLO JOGJA)

KOTA, Joglo Jogja – Beberapa bulan terakhir beberapa komoditas bahan pangan terus mengalami kenaikan harga, terutama beras. Menyikapi hal itu, Dinas Pertanian dan Pangan kota Yogyakarta memastikan ketersediaan stok bahan pangan mencukupi hingga libur Natal dan tahun baru.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sukidi mengatakan, untuk ketersediaan beras di Kota Yogyakarta dipastikan aman. Diperkirakan mencukupi kebutuhan warga Kota Yogyakarta hingga akhir tahun.

“Sampai saat ini stok beras kami yang belum dikeluarkan masih ada 68,05 ton. Stock itu untuk menghadapi liburan Natal dan tahun baru, jumlah itu sangat cukup dan aman,” ungkapnya saat ditemui di Balai Kota Yogyakarta, belum lama ini.

Sukidi menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan komoditas beras di Kota Yogyakarta, pihaknya tidak dapat melakukannya sendiri. Melainkan dilakukan kerjasama dengan beberapa daerah penyangga pasokan, seperti Klaten, Delanggu, Purworejo dan Sragen.

“Jadi kita bekerja sama dengan daerah-daerah penyangga itu dan bagian dari ketahanan pangan yang merupakan rantai terpanjang. Kemudian kami juga menjaga distribusinya, sehingga keterjangkauan masyarakat terhadap pangan ini nanti juga dapat terjaga,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani menambahkan, untuk harga beras premium sudah mencapai Rp 14.000. Sehingga jika beredar harga Rp 16.000 ditoleransi kemudian harga beras paling murah itu sudah mencapai Rp 10.800 sehingga harga Rp 12.000 masih bisa diterima.

Ia menambahkan, apabila terjadi fluktuasi harga di akhir tahun, pihaknya akan melakukan penganggaran di APBD Perubahan, kurang lebih 100 juta. Nantinya, dana ini akan digunakan untuk intervensi di bulan November dan Desember 2023.

“Dari bulan September itu kami sudah distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) 40 ton. Kemudian bulan Oktober ini, terakhir di Beringharjo 10 ton dan harapan kami memang ini bisa menstabilkan harga,” jelasnya.

Ambar menjelaskan untuk menjaga stabilitas harga beras akan dilakukan operasi pasar yang menyasar di wilayah. Menurutnya dengan cara ini akan meminimalisir tengkulak membeli beras untuk dijual kembali dan menyasar masyarakat langsung.

“Sasaran kami bukan juga pedagang tapi nanti akan lebih kepada masyarakat langsung. Dengan mengadakan operasi pasar di wilayah atau di kemantren bisa langsung dimanfaatkan oleh konsumen, rumah tangga dan warung-warung kecil ataupun angkringan. Kemarin saya juga sempat membaca di media mereka sudah agak kesulitan dengan adanya kenaikan harga beras,” tuturnya.

Selain beras, komoditi telur dan cabai juga mengalami kenaikan harga. Namun, pihaknya terus mendorong distributor yang telah melakukan kerja sama untuk terus memberikan pasokan yang cukup.

Untuk telur nanti pihaknya akan melakukan intervensi bersamaan dengan operasi pasar di wilayah atau kemantren. Serta melakukan kerjasama dengan distributor yang biasa pihaknya ajak bermitra, sehingga itu masih dapat diatasi.

“Untuk cabai kami agak kesulitan untuk melakukan operasi pasar, tetapi tentunya kami akan terus mendorong distributor untuk ketersediaan di pasar-pasar, dan bekerja sama dengan daerah-daerah penghasil seperti Bantul,” pungkasnya. (riz/all)