3 Pasar Tradisional di Yogyakarta Kini Punya Mesin Pencacah Sampah Organik

TILIK: Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo saat meninjau kinerja mesin pencacah sampah organik di Beringharjo, belum lama ini. (HUMAS/JOGLO JOGJA)

KOTA, Joglo Jogja – Sebanyak tiga pasar tradisional di Kota Yogyakarta memperoleh alokasi mesin pencacah sampah organik melalui Bank Swasta lewat Corporate Social Responsibility CSR atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TSLP). Hal itu untuk mengurangi 12 ton sampah yang dihasilkan di pasar.

Pejabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, bantuan tiga mesin pencacah sampah organik itu diberikan untuk Pasar Beringharjo, Pasar Demangan, dan Pasar Ngasem. Mesin pencacah akan dioperasionalkan oleh petugas kebersihan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta.

“Ketiga pasar itu dipilih karena pasar favorit masyarakat. Seperti Pasar Beringharjo, tak hanya transaksi kebutuhan pokok ke konsumen langsung, tapi juga destinasi wisata belanja dan tempat bertemunya para pedagang besar dengan pedagang dari pasar-pasar lain,” ujarnya.

Baca juga:  Tim Creations Media Amikom Gelar Seminar Kepemimpinan di MAN 2 Yogyakarta

Menurutnya, sampah apabila diolah dengan benar, maka bisa menjadi nilai tambah, berkah, dan bermanfaat. Terdapat banyak teknologi yang bisa digunakan untuk mengolah sampah. Pemkot Yogyakarta sudah mengelola sampah dengan teknologi sederhana di Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Nitikan.

“Beberapa pasar di Kota Yogyakarta juga sudah melakukan pengelolaan sampah organik menjadi kompos dan sebagian sampah diambil peternak untuk pakan ternak. Karena tahun ini TPST Piyungan akan ditutup, sehingga kami harus bisa mandiri mengolah sampah,” ujarnya.

Singgih menyebut, volume sampah di Kota Yogyakarta sekitar 200 ton/hari. Hal itu menjadi pekerjaan yang harus diselesaikan Pemkot Yogyakarta. Sedangkan dari semua pasar yakni 29 pasar di Kota Yogyakarta menghasilkan sampah sekitar 12 ton/hari. Oleh sebab itu, Pemkot Yogyakarta harus berinovasi dan berkolaborasi untuk bisa mengolah sampah.

Baca juga:  Dispertan Kudus Siapkan Cadangan Pangan untuk Atasi Kondisi Darurat

“Saya berharap dengan hadirnya tiga mesin ini akan mengurangi sekitar tiga sampai empat ton. Karena kalau sudah dicacah volume akan semakin berkurang. Bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti bisa untuk kompos lebih mudah serta untuk pakan maggot dan ternak,” pungkasnya. (riz/abd)