Pemalang Jadi Kabupaten Terendah Kasus Stunting

ANTUSIAS: Para balita saat mengikuti vaksinasi campak tambahan di Desa Banjardawa, belum lama ini. (UFAN FAUDHIL/JOGLO JATENG)

PEMALANG, Joglo Jateng – Untuk pertama kalinya di tahun ini, Kabupaten Pemalang mencatatkan rekor sebagai kabupaten terendah kasus stunting di Eks-Karesidenan Pekalongan. Angka ini dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Pemalang pada 2023, dengan persentase 15,3 persen dari sebelumnya 19,8 persen atau turun 4,5 persen dibandingkan 2022.

Kepala BPS Pemalang Fatichudin menuturkan, angka tersebut dihitung dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, yang berkoordinasi dengan Dinkes dalam prosesnya. Hasilnya telah sukses melaksanakan program percepatan penurunan angka stunting, bahkan paling cepat dibandingkan lima kabupaten/kota pada wilayah Eks-Karesidenan Pekalongan.

“Alhamdulillah, tahun kemarin Pemkab Pemalang sangat sukses melaksanakan program percepatan penurunan stunting, dengan sinergitas berbagai pihak bisa menurunkan 4,5 persen. Jadi sekarang berada di 15,3 persen jumlah kasus,” ucapnya.

Pihaknya menjelaskan, stunting merupakan tinggi badan yang rendah menurut usia anak atau gangguan tumbuh kembang akibat kekurangan gizi yang parah (kronis) dan infeksi persisten, sehingga anak menjadi pendek atau sangat pendek. Dalam rangka penanganan, pemerintah pusat telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S), di mana gerakan langsung dikomandoi oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin sebagai ketua pengarah.

Sementara itu, Bupati Pemalang Mansur Hidayat sebelumnya pada Rapat Percepatan Penanganan Stunting di Aula Bappeda Pemalang telah menekankan seluruh stakeholder, baik OPD, perusahaan swasta (CSR), Baznas dan masyarakat umum, untuk bersinergi menangani stunting. Dengan tegas tidak ingin menyetujui kerja sama penanganan stunting sebelum adanya paparan tentang kasus, sehingga bisa dibuat perencanaan atau target jelas.

“Stunting ini mohon jadi perhatian bersama, karena memang Pemalang masih banyak kasus yang harus jadi perhatian. Harapannya adanya percepatan penanganan, ke depan kualitas anak muda bisa bersaing dengan luar daerah, untuk kemajuan pembangunan serta perekonomian masyarakat,” terangnya.(fan/sam)