KUDUS, Joglo Jateng – Institut Teknologi Kesehatan (Itekes) Cendekia Utama memberikan edukasi pencegahan dan faktor penyebab gagal ginjal kepada puluhan masyarakat Desa Jepang, Mejobo, Kudus. Pengambilan tema tersebut merupakan bagian dari tema besar Dies Natalis Itekes Cendekia Utama. Yaitu tentang Palliative Care.
Dosen Prodi Kesmas Itekes Cendekia Utama, Ervi Rachma Dewi menjelaskan, perawatan paliatif adalah perawatan pada seorang pasien dan keluarganya yang memiliki penyakit tidak dapat disembuhkan dengan cara memaksimalkan kualitas hidup pasien. Serta mengurangi gejala yang mengganggu, dengan memperhatikan aspek psikologis dan spiritual pasien maupun keluarga.
“Misalnya kanker, AIDS, alzheimer, multiple sclerosis, demensia, penyakit hati stadium akhir, penyakit jantung. Dan termasuk di dalamnya gagal ginjal,” jelasnya kepada Joglo Jateng.
Dikatakannya, edukasi preventif ini penting dilakukan mengingat tingginya angka kasus gagal ginjal kronik pada anak dan remaja. Oleh sebab itu, dosen dan mahasiswa prodi kesehatan masyarakat melakukan edukasi pentingnya perilaku konsumsi makanan sehat.
“Kami mengambil fokusnya adalah perilaku konsumsi makanan untuk mencegah terjadinya kasus gagal ginjal. Khususnya pada anak dan remaja,” katanya.
Menurutnya ada beberapa faktor penyebab terjadinya gagal ginjal di berbagai kalangan usia. Selain faktor bawaan lahir, konsumsi makanan yang tidak terkontrol juga salah satu faktor yang memengaruhi penyakit tersebut.
“Pencegahan bisa dimulai pada konsumsi makanan. Yaitu dimulai dari lingkup keluarga dengan menyediakan makanan sehat di rumah. Dan membatasi konsumsi minuman atau makanan manis berlebih serta menggantinya dengan air putih,” ujarnya.
Ervi menyebutkan, sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan gagal ginjal. Selain konsumsi minuman manis, junk food dan kurangnya aktivitas fisik juga salah satu penyebabnya.
“Sehingga untuk mencegah banyaknya kasus yang terjadi, keluarga sebagai lingkup terkecil harus diberikan edukasi. Dan hari inipun kami tidak hanya memberikan edukasi, tetapi masyarakat Desa Jepang juga diberikan fasilitas pengobatan gratis sebagai wujud pemberian manfaat dari kampus untuk masyarakat sekitar,” paparnya. (cr1/fat)