JEPARA, Joglo Jateng – SMA Islam Jepara berkomitmen mencetak atlet di segala macam cabang olahraga. Upaya itu tertuang dalam program Kelas Khusus Olahraga (KKO) yang telah berlangsung sejak tahun 2020.
Melalui KKO, sejumlah siswa-siswi mengasah skill serta kemampuan kinestetik. Mereka fokus terhadap cabang olahraga yang digeluti. Jika telah siap, bakal diturunkan untuk bertanding di kejuaraan olahraga.
Meski menjalani latihan yang masif, Kepala SMA Islam Jepara, Khofsotun menjamin tidak akan mengganggu nilai akademik (pembelajaran). Larena KKO sendiri merupakan program khusus dari sekolah.
“Proses pembelajaran (KKO) tidak terpancang (terganggu) dengan reguler. Jadinya aman apabila siswa-siswi fokus terhadap dunia atlet,” papar Khofsotun kepada Joglo Jateng, Selasa (3/9/24).
KKO SMA Islam sendiri, beberapa di antaranya ada voli, futsal, triatlon, dan masih banyak lagi. Siswa-siswi bebas memilih olahraga mana yang diinginkan. Sementara para guru dan manajer sekadar memberikan saran.
Karena komitmen dan fokus mengerjakan program KKO, kini sudah membuahkan hasil, baik di tingkat Kabupaten, Provinsi dan juga Nasional. Seperti Juara 1 bola voli putra POPDA Jateng (SMA Islam), Juara 1 bola voli tingkat Jateng yang diselenggarakan PMI Jawa Tengah (SMK Islam) dan masih banyak lagi.
Terpisah, Manajer Voli sekaligus Kepala SMK Islam Jepara, Muslimin mengatakan, sekolahnya menjadi langganan juara, membuat SMA dan SMK Islam ini semakin bergengsi. Bahkan berkali-kali membuat event rutin berupa Kambing cup Ali Irfan Cup.
“Masih banyak lagi tentunya, karena itu baru data di 2024. Voli kami sudah tingkat nasional. Salah satu atlet kami yang lulus bahkan diperebutkan beberapa perguruan tinggi, dengan tawaran beasiswa full,” ujar Muslimin.
Menurutnya, berkat ketelatenan menggarap KKO, seperti mengundang pelatih berlisensi nasional, SMK Islam kini menjadi sekolah favorit di bidang olahraga. Kini mereka telah menjalin kerjasama dengan Unisnu, Unnes, Univet, Unwahas, Upgris.
“Menjadi siswa-siswi SMK Islam Jepara tidak perlu risau masuk perguruan tinggi. Karena bagi para atlet berpotensi saja, seringkali mendapat tawaran beasiswa. Olahraga dapat akademik juga dapat,” pungkas dia. (map/fat)
