SD Cahaya Nur Kudus Latih Kemandirian Siswa Lewat Cooking Class

PRAKTEK: Siswa-siswi SD Cahaya Nur tengah asyik mengkreasikan olahan makanan dan minuman dalam cooking class, Rabu (6/11). (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng –  Tak hanya membekali siswa-siswinya dengan pengetahuan, SD Cahaya Nur, Kudus berkomitmen memberikan keterampilan kemandirian melalui berbagai ekstrakurikuler. Salah satunya cooking class atau kelas memasak.

Kepala SD Cahaya Nur, Nanik Doso Arum Indah Lestari, melalui Waka Kesiswaan Petrus Warsono menyebutkan, sekolah berusaha mewadahi para siswanya salah satunya melalui pembekalan keterampilan mengkreasikan makanan. Sehingga saat mereka lulus, tidak hanya mendapatkan kecerdasan tetapi juga keterampilan.

“Entah ke depannya seperti apa cita-cita mereka yang terpenting kami sudah berusaha memberikan bekal terampil. Yang harapannya tetap bisa bermanfaat baik untuk masa depan maupun kegiatan sehari-hari,” ungkapnya kepada Joglo Jateng.

Baca juga:  SD 1 Rejosari Tanamkan Kedisiplinan Siswa melalui Upacara Hari Senin

Hingga saat ini, cooking class diikuti sekitar 26 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6. Mereka belajar dengan chef secara langsung membuat aneka minuman dan makanan.

“Anak-anak belajar membuat cup cake with buttercream, frosting, jasuke, bola-bola coklat, strawbeery milkshake, chocholate thai tea hingga es campur. Sebelum praktik mereka belajar secara teori terlebih dahulu,” katanya.

Ia juga menambahkan jika memasak bukanlah hanya urusan perempuan, namun semua anak juga harusnya punya kemampuan tersebut. Ia juga memberi contoh di restoran, rumah makan maupun di hotel terkenal, banyak dari mereka yang mempunyai chef laki-laki yang handal.

Baca juga:  SMK Muhammadiyah 5 Mijen Siapkan Kompetensi Siswa Bidang Teknologi Otomotif & Bahasa

“Di ekstra tersebut juga tidak hanya diikuti peserta perempuan tetapi juga laki-laki. Orang tua mereka pun mengapresiasi. Karena ilmu yang didapat tersebut tidak jarang diterapkan di rumah masing-masing,” imbuhnya.

Dalam prakteknya, Petrus menilai, anak-anak terlihat sangat semangat, kompak dan bekerjasama antara satu dengan lainya. Ada yang membuat adonan, memanggang di oven, memberi toping dan terakhir finishing. Saat masakan mereka sudah matang, terlihat wajah sumringah mereka, karena mereka juga membawa pulang donat buatannya.

“Kami selaku pihak sekolah, hanya bisa berharap dengan cooking class, para siswa bisa melatih belajar mandiri, dan melatih kekompakan diantara teman sekelasnya,” harapnya. (cr1/fat)