KENDAL, Joglo Jateng – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kendal melonjak tinggi, bahkan hampir tiga kali lipat dibanding dengan tahun sebelumnya. Pada 2023, wabah DBD mencapai 375 kasus dan melonjak hingga mencapai angka 962 kasus di penghujung 2024.
Di samping itu, angka kematian yang disebabkan DBD juga melonjak tinggi. Dari sebelumnya pada 2023 sebanyak 29 naik menjadi 32 kasus kematian per 16 Desember 2024.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kendal Mahfud Sodiq menegaskan, komitmennya untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendal. Tak hanya itu, ia menekankan perlunya edukasi terus-menerus oleh pemerintah daerah kepada seluruh masyarakat di Kendal.
“DBD ini selalu berulang-ulang di Kendal, saya melihat pertama Dinkes harus ada evaluasi secara internal. Kemudian edukasi kepada masyarakat harus terus dilakukan,” tegasnya, Senin (23/12/24).
Menurutnya, meningkatnya kasus DBD di Kendal menjadi tanggung jawab dan komitmen bersama untuk mencegah naiknya kasus tersebut. “Pekerjaan Rumah (PR) kita itu kan dari segi anggaran yang terbatas, namun komitmen bersama harus jangan sampai meningkat,” jelasnya.
Dirinya juga menyampaikan, pencegahan meningkatnya tren kasus DBD bukan hanya dengan fogging saja, namun juga kebersihan lingkungan sekitar. Selain itu, Dinkes juga harus melakukan evaluasi kinerja termasuk kepada seluruh fasilitas kesehatan yang ada.
“Tidak hanya sebatas fogging. Karena kebersihan lingkungan itu juga sangat penting. Harus dievaluasi di jajaran Dinkes. Jangan selalu masyarakat yang disalahkan, namun pemerintah juga ikut andil dalam permasalahan seperti ini,” pungkasnya.(ags/sam)