SEPANJANG libur Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, setiap harinya, ratusan wisatawan lokal asyik berlibur ke obyek wisata Goa Kreo di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati. Biasanya mereka berdatangan secara rombongan di tempat wisata yang terkenal dengan monyetnya itu.
Pantauan Joglo Jateng, terlihat beberapa wisatawan lokal tak ketinggalan mengabadikan momen bersama keluarga dan pasangan dengan berpotret bersama dengan monyet. Selain itu, mereka juga asyik memberikan makanan kepada para monyet di lokasi tersebut.
Salah satu pengunjung asal Jepara, Yoshua (29) mengaku ini adalah kali pertamanya ia datang ke Goa Kreo. Alasannya ia tertarik berwisata di sini karena atas rekomendasi dari sang ibu, sehingga ia ingin melihat seperti apa pemandangan dari destinasi wisata yang di Kelurahan Kandri ini.
“Yang membuat tertarik di sini bisa berinteraksi dengan monyet-monyet-nya, danaunya juga bagus, kondisinya tidak terlalu panas. Kesan awalnya sedikit takut karena banyak (monyet) tapi ternyata mereka tidak terlalu agresif juga,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, Minggu (29/12).
Setelah selesai berwisata di Goa Kreo, kata Yoshua, dirinya bersama delapan anggota keluarganya akan mengunjungi beberapa wisata lainnya di Kota Semarang. Seperti Klenteng Sam Poo Kong, dan Lawang Sewu.
Sementara itu, salah satu pengunjung lainnya asal Mangkang, Kecamatan Tugu, Tatik (38) menyampaikan bahwa ia sengaja berlibur ke Goa Kreo karena ingin memperkenalkan monyet kepada kedua anaknya secara langsung. Sebab, selama ini mereka hanya bisa melihat monyet melalui buku pelajaran bergambar di rumah.
“Anaknya senang tadi, dari atas anaknya udah teriak (bahagia) ini juga tadi mau dipegang malah takut,” katanya.
Terpisah, Pengelola UPTD Goa Kreo, Eko Supriyanto mengngukapkan, jumlah kunjungan wisatawan saat ini cenderung menurun. Pada libur Nataru tahun lalu, jumlahnya bisa sampai 600 hingga 700 pengunjung per hari. Akan tetapi, di tahun ini jumlahnya hanya mencapai 500 pengunjung per hari setiap Sabtu dan Minggu, sedangkan hari biasa sekitar 200 sampai 300 orang.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena cuaca ekstrim yang kurang mendukung. Selain itu, mayoritas masyarakat lebih minat berwisata ke tempat yang cukup strategis dan di tengah kota.
“Jadi minatnya berkurang. Apalagi kami belum mampu menambah wahana wisata baru, sehingga para wisatawan jauh berkurang. Bisa dibilang itu kendala kami,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan, sebanyak 80 persen wisatawan berasal dari Kota Semarang. Tak hanya itu, mereka juga kebanyakan merupakan pengunjung yang datang seringkali berlibur di setiap momen liburan.
“Kalau pengunjung mancanegara kemarin sebelum Nataru, tapi tidak sampai 100 orang. Padahal kalau tahun sebelumnya itu 300an turis mancanegara,” ujarnya.
Meski begitu, pihaknya sudah berupaya melakukan promosi, baik melalui situs maupun media sosial. Bahkan, pihaknya telah menambahkan program hiburan berupa live music selama libur Nataru.
“Biasanya Goa Kreo itu mereka mampir bukan tujuan utama. Kami inginnya jadi tujuan utama. Tapi itu berat banget buat kami. Landai,” pungkasnya. (int/gih)