SEMARANG, Joglo Jateng – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, Wahyoe ‘Liluk’ Winarto menyoroti kunjungan wisatawan objek wisata Goa Kreo yang kian menurun selama libur Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Berdasarkan informasi yang ia dapat, hal itu terjadi lantaran curah hujan yang sering terjadi, dan banyaknya dari masyarakat yang lebih suka berwisata di tengah kota.
“Saya kita dinas terkait harus buat inovasi di obyek wisata Goa Kreo lebih menarik wisatawan lokal maupun luar daerah supaya bisa berkunjung,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, Kamis (2/1/25).
Ia menyampaikan, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menggaet wisatawan. Yakni membuat kegiatan atau event menarik yang mengundang pihak luar.
“Selain itu, juga bisa menonjolkan potensi daerah setempat karena ini lagi musim durian, maka diadakanlah festival durian. Saya kira acara itu menarik karena Gunungpati ini kan tidak hanya dikenal di Kota Semarang, tetapi luar kota,” jelasnya.
Menurutnya, hal ini bisa dikembangkan dan berpotensi tinggi untuk mendapatkan jumlah kunjungan wisatawan di momen liburan. Dirinya memberikan contoh seperti Kota Magelang yang berhasil menonjolkan produk khas desa wisatanya berkat dari kolaborasi dengan corporate social responsibility (CSR).
“Kalau di sini kita bisa menonjolkan duriannya, saya kira kita bisa menggandeng (CSR, Red.) dari sisi pengembangan pariwisata untuk menggaet wisatawan semakin banyak,” tuturnya.
Terpisah, Pengelola UPTD Goa Kreo, Eko Supriyanto mengukapkan, jumlah kunjungan wisatawan saat ini cenderung menurun. Pada libur nataru tahun lalu, jumlahnya bisa sampai 600 hingga 700 pengunjung per hari. Akan tetapi, di tahun ini jumlahnya hanya mencapai 500 pengunjung per hari setiap Hari Sabtu dan Minggu, sedangkan hari biasa sekitar 200 sampai 300 orang.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena cuaca ekstrem yang kurang mendukung. Selain itu, mayoritas masyarakat lebih minat berwisata ke tempat yang strategis di tengah kota.
Lebih lanjut, ia menerangkan, sebanyak 80 persen wisatawan berasal dari Kota Semarang. Tak hanya itu, mereka juga kebanyakan merupakan pengunjung yang datang sering kali berlibur di setiap momen liburan.
“Kalau pengunjung mancanegara kemarin sebelum Nataru, tapi tidak sampai 100 orang. Padahal kalau tahun sebelumnya itu 300-an turis mancanegara,” ujarnya.
Meski begitu, pihaknya sudah berupaya melakukan promosi, baik melalui situs maupun media sosial. Bahkan, pihaknya telah menambahkan program hiburan berupa live music selama libur Nataru.
“Biasanya Goa Kreo itu mereka mampir bukan tujuan utama. Kami inginnya jadi tujuan utama. Tetapi itu berat banget buat kami. Landai,” pungkasnya. (int/adf)