PEMALANG, Joglo Jateng – Dalam sumber data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pemalang yang diluncurkan pada akhir 2024, tercatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Nanas Madu ini masih menempati rangking terendah se-Jawa Tengah. Di mana pendidikan masih menjadi faktor utama yang membuat hal tersebut terjadi, selain ekonomi dan kesehatan.
Kepala BPS Pemalang Imam Teguh Santoso menuturkan, hasil survei BPS pada 2024 mencatat, IPM Masyarakat Pemalang masih terendah se-Jateng. Walaupun ada peningkatan yang signifikan di angka 0,62 atau nomor dua setelah Kota Tegal di Keresidenan Pekalongan, namun belum mampu menyalip Kabupaten Brebes yang saat ini berada di rangking 34 di atas Pemalang.
“IPM kita di 2024 berada di angka 68,65 lebih tinggi 0,62 dibandingkan tahun sebelumnya 68,03. Angka ini sudah menjadi kabar gembira,” terangnya, belum lama ini.
Dijelaskan bahwa angka lama sekolah atau pendidikan masih menjadi faktor utama mengapa peringkat rangking IPM Pemalang terendah. Di mana dalam perhitungan, pihaknya menggunakan sampel data pada masyarakat berumur 25 tahun ke atas yang tinggal dan menetap di Pemalang, dan hasil survei menunjukkan rata-rata lama sekolah di Pemalang masih di angka 6,58 tahun di 2024.
Hal tersebut ia jelaskan karena banyak masyarakat bahkan kalangan kepala OPD yang belum paham tentang perhitungan survei BPS. Untuk menciptakan pemahaman bersama, pihaknya di 2025 ini akan bersinergi dengan Diskominfo Kabupaten Pemalang membuat program satu data Indonesia (SDI) Pemalang di dalam satu platform. Ini dilakukan agar memudahkan Pemkab Pemalang dalam membuat rancangan atau ide penentu pada saat pembentukan program pemerintah daerah, dengan harapan setiap pelaksanaan dapat tepat sasaran.
“Tahun ini kita kerja sama dengan Pemkab membuat SDI Pemalang, jadi di sana akan ada seluruh data dari semua instansi termasuk BPS. Harapannya, data ini bisa menjadi dasar penentuan program, terutama dalam peningkatan IPM di Pemalang,” ucapnya. (fan/abd)