SEMARANG, Joglo Jateng – Sebanyak 20 ekor sapi milik peternak Kelompok Ternak Sumber Rejeki telah dilakukan vaksinasi di kandang ternak Jalan Jalan Raya Cangkiran, Kelurahan Cangkiran, Kecamatan Mijen. Upaya ini dilakukan guna mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Ada dua lokasi yang diberikan vaksinasi PMK pada hari ini. Antara lain Kelurahan Cangkiran, dan Kelurahan Jatibarang.
Kepala Dispertan Kota Semarang, Shoti’ah menyampaikan, sebelumnya pihaknya telah mendapatkan sebanyak 225 dosis dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI). Dari total tersebut, 25 dosis telah dilakukan vaksinasi pada akhir Desember 2024 lalu. Kemudian, sisanya dilanjutkan selama tiga hari mulai Senin (13/1/2025) hingga Rabu (15/1/2025).
“Kita sudah selesaikan di beberapa kelompok ternak. Mulai dari Senin sampai Rabu terakhir. Senin ada 68 dosis, hari Selasa ada 83 dosis dan Rabu 49 dosis,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, Rabu (15/1/25).
Dirinya mengaku, vaksinasi PMK ini belum diberikan sepenuhnya ke seluruh sapi yang ada di Kota Semarang. Sebab, Kementan RI memilih target utama wilayah berdasarkan populasi terbanyak. Seperti contoh di Kota Semarang, Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Mijen.
Lebih lanjut, ia menerangkan, hanya sapi yang memiliki kondisi sehat yang dilakukan vaksinasi PMK. Sedangkan, sapi yang sudah terlanjur terkena PMK dipisah dan masih dalam pengobatan hingga saat ini.
“Harapannya ini bisa jalan bareng antara nanti pencegahan dan pengobatan, karena berdasarkan data saat ini sapi yang terjangkit paling banyak di Kecamatan Banyumanik, tepatnya Kelurahan Jabungan dan Kecamatan Gedawang. Totalnya 37 kasus,” ungkapnya.
Ia menambahkan, informasi penemuan kasus PMK itu berawal dari adanya petani yang baru saja membeli sapi dari Ambarawa. Setelah berselang seminggu, akhirnya penyebaran itu cepat di beberapa wilayah.
“Sehingga waktu itu dalam sehari itu ada 23 kasus di Banyumanik dan itu merupakan penyebaran pertama disana,” ungkapnya.
Dalam mengantisipasi kenaikan kasus PMK, kata Shoti’ah, pihaknya tetap melakukan biosecurity pada ternak yang sudah terlanjur terkena PMK. Selain itu, dirinya juga mengimbau kepada para peternak untuk tidak melakukan jual beli ternak sapi untuk sementara waktu. Hal ini mengingat, masih banyaknya sapi lainnya yang masih dalam masa pengobatan.
“Diharapakan peternak ini paham apa saja pencegahan yang perlu dilakukan berdasarkan pengalaman dua tahun lalu,” katanya.
Lalu, dirinya juga meminta kepada peternak, untuk memisahkan sapi yang sudah terjangkit PMK dengan yang masih dalam kondisi sehat. Hal ini dilakukan sebagai salah satu mitigasi agar penyebaran PMK tidak meluas ke beberapa wilayah. (int/adf)