KUDUS – Forum Apresiasi Sastra dan Budaya Kudus (FASBuK) kembali menampilkan pertunjukan musik dan puisi dalam lawatannya di akhir tahun 2019 lalu. Kali ini mengambil tema “Nyambung Tresno” yang digelar di Auditorium Universitas Muria Kudus, baru-baru ini.
Ketua Badan Pekerja FASBuK Arfin AM mengatakan, penampil kali ini yakni dari grup Keroncong Gado-gado yang berasal dari Kudus. Berawal dari kegelisahan para personil tentang perkembangan musik keroncong di Kota Kretek, sekitar 2016 mereka bersepakat untuk berproses kreatif.
“Keroncong Gado-gado biasanya mengaransemen lagu-lagu yang sedang hits, baik itu dari bergenre pop, rock, dangdut, bossas serta menggabungkan alat musik elektrik sebagai penunjang agar generasi milenial dapat menikmati. Bahkan menggandrungi musik keroncong,” katanya.
Menurutnya, jika kita ingin mengenal asal-usul jenis musik keroncong, maka akan kembali pada abad ke-16. Jnis musik ini dikenal dengan sebutan fado yang berasal dari Portugis dan dibawa oleh para pelaut dan budak kapal niaga Maluku.
“Sekian abad berada di Nusantara musik keroncong mengalami pergeseran baik para pemusik maupun penikmatnya. Hal itu disebabkan oleh masuknya jenis musik bergenre lain,” urainya.
Melalui dasar itulah, pihaknya mengahadirkan Keroncong Gado-gado dalam edisi kali ini. Dengan harapan, musik ini juga bisa dikenal dan digandrungi kaum milenial.
” Tentu saja, kami ingin memberikan ruang bagi para seniman muda yang mempunyai cita-cita untuk menjaga kebudayaan lokal maupun Nusantara,” imbuh Arfin. (mam/lut)