SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang merilis data bencana alam selama periode Januari-Desember 2020. Tercatat ada sebanyak 342 bencana. Dari jumlah tersebut, tanah longsor mendominasi kejadian bencana di Kota Semarang.
“Bencana tanah longsor tercatat sebanyak 175 kejadian. Selebihnya bencana seperti rumah roboh, puting beliung, kebakaran, dan pohon tumbang,” kata Sekretaris BPBD Kota Semarang Winarsono, Rabu (6/1).
Bahkan, lanjutnya, kejadian pada Desember 2020 tercatat 36 tanah longsor, 31 pohon tumbang, 13 rumah roboh, dan banjir.
Winarsono menerangkan, banyaknya kejadian bencana tersebut salah satu faktornya adalah cuaca ekstrem yang menyebabkan curah hujan lebat disertai angin kencang. “Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu ke belakang ini bisa dibilang menjadi salah satu faktor banyaknya kejadian bencana,” ucapnya.
Dikatakan, kalkulasi kejadian bencana dari Januari – Desember 2020 yaitu tanah longsor 175 kejadian, Banjir 23 kejadian, 10 kejadian puting beliung, 46 rumah roboh, 42 kebakaran, dan 46 pohon tumbang.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD Kota Semarang melakukan sejumlah persiapan dengan membentuk Kelompok Sadar Bencana (KSB) di tingkat kelurahan. Tujuannya untuk memberikan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat.
Selain itu, disiapkan posko 24 jam. Posko tersebut selalu siap siaga jika ada bencana yang terjadi. Persiapan personel juga dikerahkan untuk koordinasi dengan sejumlah pihak. “Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir korban jiwa,” tutupnya. (git/gih)