DEMAK, Joglo Jateng – Telah dibukanya kembali wisata religi Sunan Kalijaga memiliki dampak positif bagi para pelaku usaha yang mengelar daganganya di kios sepajang pintu masuk Makam Sunan Kalijaga. Pasalnya, saat wabah Covid-19 wisata religi Sunan Kalijaga ditutup sehingga bayak pedagang juga menutup usahanya karena sepi pembeli.
Salah satu pedagang di kawasan wisata religi Makam Sunan Kalijaga Wiji (47) mengatakan, dirinya merasa lega, dengan dibukanya kembali wisata religi Sunan Kalijaga. Hal itu menjadikan omzet penjualan mengalami kenaikan, dibandingkan saat pandemi.
“Tahun kemarin vakum tidak ada kegiatan sama sekali, kalau ini alhamdulilah masih ada pengunjung yang ke sini. Jadi lumayan juga ada hasilnya dibanding tahun kemarin,” ucapnya, Minggu (31/8).
Lebih lanjut ia menceritakan, di kios tersebut dirinya mengontrak per tahun. Sehingga, kalau sepi berlarut-larut dirinya bisa rugi. “Saya ngontrak pertahun 6 juta, disini jual pakaian, sarung, peci dan bermacam macam lainya, harganya mulai dari 10 ribu sampi paling mahal itu 80 ribuan,” ucapnya.
Sementara itu pedagang lainnya Wahyu Tri Asih (22) menjelaskan, dirinya mengaku sudah berjualan di kawasan wisata religi Sunan Kalijaga dari tahun 1993. Adapun kios yang digunakan adalah miliknya sendiri.
“Sudah 29 tahunan jualan di sini dan toko ini punya sendiri kebetulan yang belakang toko ini rumah saya jadi masih ada sisa terus dibuat kios jualan,” ucapnya.
Ia menambahkan, selama 30 tahun berjualan di tempat itu, adanya pandemi membuat sepinya pengunjung sampai toko miliknya ditutup. “Karena kemarin pandemi Covid-19 lalu, jadi makam ditutup pengunjung juga berkurang,” katanya.
Wahyu mengharapkan tidak adanya penutupan kemabali Makam Sunan Kalijaga. Sebab, sumber pendapatan dari para pedagang melalui para peziarah yang datang dan belanja.
“Semoga tidak ditutup kembali makamnya soalnya kemarin sempat dibuka-tutup gitu, pengunjung di batasi. Kita sebagian besar pedagang di sini mengandalkan pendapatan dari sini saja, kalau ditutup gitu pemasukan juga berkurang,” paparnya. (cr10/gih)