Quantum Learning, Inovasi Sederhana atasi Kejenuhan Belajar Bahasa Indonesia Berbasis Teks

Oleh: Sri Witarti, S.Pd.
Guru MTs Negeri 1 Grobogan, Kabupaten Grobogan

BAHASA merupakan alat komunikasi. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan penunjang keberhasilan dalam mempelajari segala hal. Dengan belajar bahasa, kita dapat saling berkomunikasi, berbagi pengalaman, dan belajar.

Sehubungan dengan hal tersebut, bahasa dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dan harus dipelajari. Salah satunya adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa resmi kenegaraan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Untuk itu, Bahasa Indonesia harus dikuasai oleh seluruh warga negara Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut, Bahasa Indonesia kemudian dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar sampai perguruan tinggi guna meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis (Depdiknas, 2004: 3).

Ada empat aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari, yakni menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Dalam kebahasaan, yang dipelajari ilmu-ilmu bahasa (linguistik) seperti morfologi, sintaksis, semantik, sosiolinguistik, dan fonologi. Bisa dikatakan linguistik merupakan sainsnya bahasa. Dalam linguistik, akan diajarkan bagaimana cara sebuah bahasa diperoleh, bagaimana cara pengucapannya, pembentukan kata, tata kalimat, dan makna bahasa dibalik tulisan.

Selain itu, juga dipelajari gaya bahasa seseorang misalnya; gaya bahasa dari guru-guru yang mengajar, gaya bahasa teman-teman sekolah, gaya bahasa teman sepermainan, dan sebagainya. Semua itu akan dikaji dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan begitu, pembelajarannya pasti menarik dan menyenangkan.

Namun kenyataannya, pembelajaran Bahasa Indonesia dengan kurikulum 2013 saat ini justru terkesan monoton. Pembelajaran akan selalu diawali dengan kegiatan mengidentifikasi teks. Pada kegiatan ini siswa diajak untuk mengenali teks. Pengenalan mulai dari pengertian teks, ciri-ciri teks, dan unsur-unsur pembangun teks. Kegiatan tersebut akan terulang lagi pada pembelajaran jenis teks berikutnya. Dengan kegiatan yang selalu sama, kemudian memunculkan paradigma bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks cenderung monoton, menjenuhkan, dan membosankan.

Hal tersebut akan berdampak pada proses belajar mengajar dan perkembangan belajar siswa. Siswa tidak akan tertarik lagi bahkan mungkin semakin malas mengikuti pembelajaran. Jika itu terjadi, bisa dipastikan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia tidak akan tercapai. Oleh karena itu, guru sebagai pemegang peranan penting dalam penentu keberhasilan pendidikan perlu mencegahnya. Guru dapat memilih model atau pendekatan yang bervariasi sesuai dengan konteks dan materi. Misalnya menggunakan model dan teknik pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih guru yakni quantum learning.

Quantum Learning adalah sebuah model pembelajaran yang menyenangkan dan terstruktur dengan berbagai strategi, petunjuk, kiat-kiat, contoh implementasi di lapangan yang dapat dijadikan pedoman dalam sebuah pembelajaran (Mike Hernacki, 2016: 16). Hal ini senada dengan pendapat Widyaningsih & Yusuf (2015:682) yang menyatakan bahwa quantum learning dapat menciptakan suasana kelas lebih hidup dan membuat para anak didik cenderung lebih aktif. Secara umum, Quantum Learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran di dalam kelas dengan mengoptimalkan interaksi berbagai unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya.

Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep quantum learning dengan cara mempersiapkan kondisi belajar siswa dengan cara mengatur ruang kelas agar berbeda dengan kelas biasa, dengan menata kursi berbentuk leter U untuk memudahkan siswa melakukan kontak mata, menyiapkan musik yang lembut, dan menciptakan kalimat sugestif positif untuk diberikan kepada siswa. Cara lainnya yakni memperdengarkan musik. Saat merespons sinyal listrik tersebut, hormon tertentu langsung bekerja meningkatkan mood bahagia. Itu sebabnya segala macam gejala stres dapat lambat laun mereda selama mendengarkan musik. Hal ini tentunya dapat meningkatkan motivasi belajar. Sedangkan pilihan tekniknya dapat berupa peta konsep, teknik memori brain-based technique, teknik rantai kata, teknik plesetan kata, sistem pasak lokasi, dan teknik akrostik (jembatan keledai)

Quantum learning dipercaya dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar Bahasa Indonesia. Proses pembelajarannya membuat siswa merasa nyaman dan bahagia. Dengan demikian, akan mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. (*)